Label

Rabu, 18 Maret 2009

Penyakit Lupus

Penyakit LUPUS adalah penyakit baru yang mematikan setara dengan kanker. Tidak sedikit pengindap penyakit ini tidak tertolong lagi, di dunia terdeteksi penyandang penyakit Lupus mencapai 5 juta orang, lebih dari 100 ribu kasus baru terjadi setiap tahunnya.

Arti kata lupus sendiri dalam bahasa Latin berarti “anjing hutan”. Istilah ini mulai dikenal sekitar satu abad lalu. Awalnya, penderita penyakit ini dikira mempunyai kelainan kulit, berupa kemerahan di sekitar hidung dan pipi . Bercak-bercak merah di bagian wajah dan lengan, panas dan rasa lelah berkepanjangan , rambutnya rontok, persendian kerap bengkak dan timbul sariawan. Penyakit ini tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga dapat menyerang hampir seluruh organ yang ada di dalam tubuh.

Gejala-gejala penyakit dikenal sebagai Lupus Eritomatosus Sistemik (LES) alias Lupus. Eritomatosus artinya kemerahan. sedangkan sistemik bermakna menyebar luas keberbagai organ tubuh. Istilahnya disebut LES atau Lupus. Gejala-gejala yang umum dijumpai adalah:

Kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari serta timbulnya gangguan pencernaan.
Gejala umumnya penderita sering merasa lemah, kelelahan yang berlebihan, demam dan pegal-pegal. Gejala ini terutama didapatkan pada masa aktif, sedangkan pada masa remisi (nonaktif) menghilang.
Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua pipi, mirip kupu-kupu. Kadang disebut (butterfly rash). Namun ruam merah menyerupai cakram bisa muncul di kulit seluruh tubuh, menonjol dan kadang-kadang bersisik. Melihat banyaknya gejala penyakit ini, maka wanita yang sudah terserang dua atau lebih gejala saja, harus dicurigai mengidap Lupus.
Anemia yang diakibatkan oleh sel-sel darah merah yang dihancurkan oleh penyakit LUPUS ini
Rambut yang sering rontok dan rasa lelah yang berlebihan
Dr. Rahmat Gunadi dari Fak. Kedokteran Unpad/RSHS menjelaskan, penyakit lupus adalah penyakit sistem imunitas di mana jaringan dalam tubuh dianggap benda asing. Reaksi sistem imunitas bisa mengenai berbagai sistem organ tubuh seperti jaringan kulit, otot, tulang, ginjal, sistem saraf, sistem kardiovaskuler, paru-paru, lapisan pada paru-paru, hati, sistem pencernaan, mata, otak, maupun pembuluh darah dan sel-sel darah.

“Penyakit ini dapat mengenai semua lapisan masyarakat, 1-5 orang di antara 100.000 penduduk, bersifat genetik, dapat diturunkan. Wanita lebih sering 6-10 kali daripada pria, terutama pada usia 15-40 tahun. Bangsa Afrika dan Asia lebih rentan dibandingkan kulit putih. Dan tentu saja, keluarga Odapus. Timbulnya penyakit ini karena adanya faktor kepekaan dan faktor pencetus yaitu adanya infeksi, pemakaian obat-obatan, terkena paparan sinar matahari, pemakaian pil KB, dan stres,” ujarnya. Penyakit ini justru kebanyakaan diderita wanita usia produktif sampai usia 50 tahun sekalipun ada juga pria yang mengalaminya. Oleh karena itu dianggap diduga penyakit ini berhubungan dengan hormon estrogen.

Pada kehamilan dari perempuan yang menderita lupus, sering diduga berkaitan dengan kehamilan yang menyebabkan abortus, gangguan perkembangan janin atau pun bayi meninggal saat lahir. Tetapi hal yang berkebalikan juga mungkin atau bahkan memperburuk geja LUPUS. Sering dijumpai gejala Lupus muncul sewaktu hamil atau setelah melahirkan.

Tubuh memiliki kekebalan untuk menyerang penyakit dan menjaga tetap sehat. Namun, dalam penyakit ini kekebalan tubuh justru menyerang organ tubuh yang sehat. Penyakit Lupus diduga berkaitan dengan sistem imunologi yang berlebih. Dalam tubuh seseorang terdapat antibodi yang berfungsi menyerang sumber penyakit yang akan masuk dalam tubuh. Uniknya, penyakit Lupus ini antibodi yang terbentuk dalam tubuh muncul berlebihan. Hasilnya, antibodi justru menyerang sel-sel jaringan organ tubuh yang sehat. Kelainan ini disebut autoimunitas . Antibodi yang berlebihan ini, bisa masuk ke seluruh jaringan dengan dua cara yaitu :

Pertama, antibodi aneh ini bisa langsung menyerang jaringan sel tubuh, seperti pada sel-sel darah merah yang menyebabkan selnya akan hancur. Inilah yang mengakibatkan penderitanya kekurangan sel darah merah atau anemia.

Kedua, antibodi bisa bergabung dengan antigen (zat perangsang pembentukan antibodi), membentuk ikatan yang disebut kompleks imun.Gabungan antibodi dan antigen mengalir bersama darah, sampai tersangkut di pembuluh darah kapiler akan menimbulkan peradangan. Dalam keadaan normal, kompleks ini akan dibatasi oleh sel-sel radang (fagosit) Tetapi, dalam keadaan abnormal, kompleks ini tidak dapat dibatasi dengan baik. Malah sel-sel radang tadi bertambah banyak sambil mengeluarkan enzim, yang menimbulkan peradangan di sekitar kompleks. Hasilnya, proses peradangan akan berkepanjangan dan akan merusak organ tubuh dan mengganggu fungsinya. Selanjutnya, hal ini akan terlihat sebagai gejala penyakit. Kalau hal ini terjadi, maka dalam jangka panjang fungsi organ tubuh akan terganggu.

Kesembuhan total dari penyakit ini, tampaknya sulit. Dokter lebih berfokus pada pengobatan yang sifatnya sementara.Lebih difokuskan untuk mencegah meluasnya penyakit dan tidak menyerang organ vital tubuh.

LEUKEMIA

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kesehatan dalam kehidupan adalah hal mutlak yang selalu diharapkan oleh manusia, karena semua kegiatan atau rutinitas manusia dapat berjalan dengan lancar apabila rohani dan jasmaninya sehat. Hidup sehat dengan mengatur pola makan, memakan makanan yang bergizi, istirahat yang cukup dan berolah raga mampu menghindarkan dari berbagai penyakit. Namun adakalanya penyakit datang tanpa kita sadari dan terkadang tanpa kita rasakan, salah satunya adalah penyakit di dalam tubuh manusia. Leukemia atau kanker darah yang sangat berbahaya memiliki gejala umum seperti penyakit ringan ternyata dapat diketahui tanpa sengaja dalam ”general check up”.
Leukemia terjadi karena penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow) sehingga sel darah putih memproduksi sel yang abnormal menjadi sel leukemia. Berbahaya karena produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya. Dalam tahun 2006 diperkirakan ada 35.000 orang di Amerika Serikat yang terdiagnosis menderita leukemia, 25% di antaranya berumur di atas 50 tahun dan sisanya menyerang anak-anak dan orang dewasa.
Para ahli kedokteran sampai saat ini masih meraba penyebab terjadinya penyakit tersebut karena banyak faktor penyebab namun belum ada yang mendominasi hingga terjadinya penyakit tersebut. Oleh karena itu untuk mencegah leukemia atau kanker darah kita harus mengenal lebih jauh tentang leukemia, bagaimana gejala-gejalanya, dampak dari penyakit leukemia, cara diagnosa dan penyembuhannya.
Dari uraian tersebut, maka penulis akan mencoba membahas tentang “The Story of Leukemia”


2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas, penulis mencoba mengidentifikasi permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Bagaimana cara penyebaran penyakit leukemia?
2. Bagaimana cara mengenali leukemia?
3. Apakah penyakit leukemia dapat menyebabkan kematian?

3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi tersebut, penulis membatasi masalah dengan bahasan Leukemia, yang mencakup tentang pengenalan leukemia, tipe-tipe leukemia, penyebab leukemia, gejala dan tanda leukemia, diagnosis serta pengobatannya.

4. Perumusan Masalah
Dalam makalah ini ini akan di bahas tentang Leukemia. Maka dirumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Adakah jenis-jenis leukemia yang dapat dibedakan?
2. Seberapa besar kesembuhan dari penyakit leukemia?
3. Adakah cara mendeteksi sejak dini penyakit tersebut?

5. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis mempunyai tujuan dan kegunaan sebagai berikut :

Ø Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisa penyakit leukemia.
2. Untuk memperoleh informasi tentang leukemia agar dapat memproteksi diri.
3. Mengetahui dan menganalisis bahwa leukemia merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian apabila lambat dalam penanggulangan.


Ø Manfaat penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi penulis untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan juga sebagai bahan pembanding antara teori selama kuliah dan praktek di lapangan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca agar dapat mengenal penyakit leukemia.
3. Bagi masyarakat, diharapkan dapat berguna sebagai sumber bacaan untuk meningkatkan wawasan pengetahuan dalam bidang sumber daya manusia terutama dalam kesehatan



BAB II
PEMBAHASAN

1. Mengenal Leukemia
Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga tipe sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).
Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya, Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Dalam keadaan normal, sel darah putih mereproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau sel darah putih, berfungsi sebagai pertahanan tubuh, akan terus membelah dalam suatu kontrol yang teratur. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan bereproduksi kembali.
Pada penderita leukemia, sumsum tulang memproduksi sel darah putih yang tidak normal yang disebut sel leukemia. Sel leukemia yang terdapat dalam sumsum tulang akan terus membelah dan semakin mendesak sel normal, sehingga produksi sel darah normal akan mengalami penurunan, sel darah putih tidak merespon kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya.

2. Tipe-tipe Leukemia

Leukemia dikelompokkan berdasarkan seberapa cepat penyakit ini berkembang seperti :



1. Jenis leukemia kronis, berkembang secara lambat, tidak menampilkan gejala yang spesifik (khas) tetapi gejala yang dapat juga menjadi gejala penyakit lain seperti demam tidak tinggi, letih, keringat dingin, perut sering merasa tidak enak dan terdapat juga pembesaran limpa, juga terjadi kehilangan nafsu makan dan berat badan menurun. Biasanya gejala-gejala ringan (demam tidak tinggi, letih dan keringat malam) itu berlangsung selama tiga sampai enam bulan. Memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun bahkan ada yang mencapai 5 tahun.
Jenis leukemia akut, berkembang (ke arah keadaan yang lebih buruk) secara cepat dan agresif, gejalanya sering lebih parah. Sering leukemia akut menyebabkan demam tinggi yang berkaitan pula dengan ada infeksi. Ada yang diikuti dengan perdarahan dan pada yang lebih parah, sel darah putih yang belum matang itu berkelompok membendung pembuluh darah yang menyebabkan sesak nafas atau stroke. Apabila tidak diobati segera, maka penderita dapat meninggal dalam hitungan minggu hingga hari.

Leukemia juga dikelompokkan berdasarkan jenis sel darah putih yang terkena. Penyakit, dapat berkembang ke dalam sel-sel myeloid atau sel-sel limfoid.
Ø Ketika leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik.
Ø Ketika leukemia mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, maka disebut leukemia myelositik.
Jumlah leukosit dalam darah
Ø Leukemia leukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah lebih dari normal, terdapat sel-sel abnormal.
Ø Leukemia subleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, terdapat sel-sel abnormal.
Ø Leukemia aleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, tidak terdapat sel-sel abnormal.
Dengan mengombinasikan dua klasifikasi di atas maka leukemia dapat dibagi menjadi:
maka ada empat kategori leukemia yaitu:

Leukemia myelositik kronis (LMK), sering terjadi pada orang dewasa, dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit.
Leukemia limfositik kronis (LLK), sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak.
Leukemia myeloid akut (LMA), lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak.Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
Leukemia limfositik akut (LLA), merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun

3. Penyebab Leukemia
Penyebab leukemia belum sepenuhnya diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang dianggap sebagai resiko untuk terkena leukemia. Faktor resiko itu antara lain terpapar pada bahan-bahan kimia tertentu, seperti khemoterapi atau radiasi, atau pencemar udara tertentu.
» Radiasi dosis tinggi : Radiasi dengan dosis sangat tinggi. Hal ini ditunjang dengan beberapa laporan dari beberapa riset yang menangani kasus Leukemia bahwa Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia, Penderita dengan radioterapi juga lebih sering menderita leukemia, Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, di Jepang pada masa perang dunia ke-2 menyebabkan peningkatan insiden penyakit ini. Terapi medis yang menggunakan radiasi juga merupakan sumber radiasi dosis tinggi. Sedangkan radiasi untuk diagnostik (misalnya rontgen), dosisnya jauh lebih rendah dan tidak berhubungan dengan peningkatan kejadian leukemia. .
» Paparan terhadap zat kimia tertentu dilaporkan telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia industri seperti insektisida, obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.
» Kemoterapi : Pasien kanker jenis lain yang mendapat kemoterapi tertentu dapat menderita leukemia di kemudian hari. Misalnya kemoterapi jenis alkylating agents. Namun pemberian kemoterapi jenis tersebut tetap boleh diberikan dengan pertimbangan rasio manfaat-risikonya.
» Sindrom Down : Sindrom Down dan berbagai kelainan genetik lainnya yang disebabkan oleh kelainan kromosom dapat meningkatkan risiko kanker.
» Human T-Cell Leukemia Virus-1(HTLV-1) adalah Virus tersebut menyebabkan leukemia T-cell yang jarang ditemukan. Jenis virus lainnya yang dapat menimbulkan leukemia adalah retrovirus dan virus leukemia feline.
» Sindroma mielodisplastik adalah suatu kelainan pembentukkan sel darah yang ditandai berkurangnya kepadatan sel (hiposelularitas) pada sumsum tulang. Penyakit ini sering didefinisikan sebagai pre-leukemia. Orang dengan kelainan ini berisiko tinggi untuk berkembang menjadi leukemia.
» Merokok.

4. Gejala dan Tanda Leukemia

Gejala penderita leukemia bevariasi tergantung dari jumlah sel abnormal dan tempat berkumpulnya sel abnormal tersebut. Gejala umum penderita leukemia yaitu :
1) Demam atau keringat malam
2) Sering mengalami infeksi, sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada penderita leukemia, sel darah putih yang terbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk
3) Anemia, penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh)
4) Pucat
5) Sakit kepala
6) Mudah berdarah atau memar.Misalnya gusi mudah berdarah saat sikat gigi, muda memar saat terbentur ringan)
7) Perdarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil dijaringan kulit)
8) Nyeri pada tulang dan/atau sendi, hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.
9) Pembengkakan Kelenjar Lympa. Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan.
10) Pembesaran kelenjar getah bening, terutama di leher dan ketiak
11) Penurunan berat badan, di akibatkan oleh nyeri perut dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.
12) Penurunan konsentrasi
13) Kehilangan kendali otot, dan kejang.
14) Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.
15) Sel leukemia juga dapat berkumpul di buah zakar dan menyebabkan pembengkakan.


5. Diagnosa Penyakit Leukemia (Kanker Darah)
Penyakit Leukemia dapat dipastikan dengan beberapa pemeriksaan, diantaranya adalah ; Biopsy, Pemeriksaan darah {complete blood count (CBC)}, CT or CAT scan, magnetic resonance imaging (MRI), X-ray, Ultrasound, Spinal tap/lumbar puncture. Alat diagnosa Leukemia akut dapat didiagnosa melalui beberapa alat, seperti:
→ Pemeriksaan morfologi: darah tepi, aspirasi sumsum tulang, biopsi sumsum tulang
→ Pewarnaan sitokimia
→ Immunofenotipe
→ Sitogenetika
→ Diagnostis molekuler
Kalau dokter mencurigai adanya leukemia, akan dilakukan pemeriksaan darah. Karena gejalanya yang tidak spesifik itu, adakalanya leukemia ditemukan secara kebetulan ketika pasien melakukan ”general check up”. Jika hitung sel darah menunjukkan adanya tanda-tanda leukemia, pemeriksaan dilanjutkan dengan memeriksa sumsum tulang melalui biopsi.
Pemeriksaan sumsum tulang ini sangat berguna karena dapat memeriksa langsung pada tempat sel darah putih itu dibuat, yang pada leukemia nampak ada perubahan-perubahan (kelainan) pada sel yang baru dibentuk. Jika perlu akan dilakukan pemeriksaan analisis sitogenetik untuk mengetahui apakah ada mutasi pada sel-sel tersebut yang menandai adanya leukemia.
Dari pemeriksaan darah, dapat ditemukan kadar sel darah putih yang meningkat atau berkurang dan adanya sel leukemia. Saat ini terdapat 2 jenis pengambilan sampel dari sumsum tulang, yaitu aspirasi sumsum tulang dan biopsi sumsum tulang.

6. Pengobatan dan Terapi Leukemia
Pengobatan leukemia tergantung kepada jenis leukemianya, dari hanya diobati secara simtomatik (mengurangi gejala-gejalanya) sampai ke penggantian sumsum tulang yang meskipun agresif sering dapat menyembuhkan beberapa jenis leukemia. Selain itu ada juga yang menggunakan obat yang diarahkan ke sel yang tumbuh secara tidak normal itu.
Leukemia akut diterapi dengan menggunakan obat khemoterapi dan/atau penggantian sumsum tulang. Untuk Leukemia limfositik kronis (LLK) cukup dengan melakukan pengamatan selama beberapa waktu karena leukemia ini berkembang sangat lambat. Tetapi ketika pertumbuhannya menjadi makin buruk, LLK diobati dengan obat kemoterapi. Untuk Leukemia myelositik kronis (LMK), terapi standard yang sekarang dipakai adalah menggunakan obat yang bernama imatinib. Untuk pasien usia muda, transplantasi/penggantian sumsum tulang juga dilakukan untuk menyembuhkan LMK.
Sistem terapi yang sering digunakan dalam menangani penderita leukemia adalah kombinasi antara Chemotherapy (kemoterapi) dan pemberian obat-obatan yang berfokus pada pemberhentian produksi sel darah putih yang abnormal dalam bone marrow.
Pilihan terapi untuk leukemia adalah : kemoterapi, terapi biologi, terapi radiasi, atau transplantasi sel stem. Jika terdapat pembesaran limpa, mungkin dibutuhkan pembedahan untuk mengatasi limpa yang membesar tersebut.
Terapi biologi : Tujuan terapi ini adalah untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap kanker. Terapi biologi diberikan melalui injeksi. Untuk beberapa pasien dengan leukemia limfositik kronik, jenis terapi biologi yang digunakan adalah antibodi monoklonal yang akan berikatan dengan sel leukemia sehingga memungkinkan sel kekebalan tubuh membunuh sel leukemia tersebut. Untuk beberapa penderita dengan leukemia mieloid kronik, terapi biologi yang dapat digunakan adalah interferon.
Terapi radiasi : Terapi radiasi / radioterapi menggunakan sinar x dosis tinggi untuk membunuh sel leukemia. Umumnya mesin radioterapi diarahkan ke limpa, otak, atau bagian tubuh lainnya di mana sel leukemia berkumpul. Pada beberapa pasien mungkin dilakukan radiasi seluruh tubuh (umumnya sebelum dilakukan transplantasi sumsum tulang)
Transplantasi sel stem : transplantasi sel stem memungkinkan untuk dilakukan terapi dengan dosis obat, radiasi, atau keduanya yang tinggi. Terdapat beberapa macam transplantasi sel stem, yaitu transplantasi sumsum tulang, transplantasi sel stem perifer, dan transplantasi darah umbilikal.

Terapi awal bertujuan untuk menghilangkan gejala dan tanda / remisi. Kemudian, setelah gejala dan tanda menghilang, diberikan terapi lanjutan untuk mencegah kekambuhan / relaps (disebut terapi maintenance)
Saat ini, satu-satunya terapi yang dapat menyembuhkan leukemia mieloid kronik adalah transplantasi sel induk alogenik. Selain terapi untuk mengatasi leukemianya, mungkin juga dibutuhkan terapi untuk mengurangi nyeri dan gejala lainnya, yang disebut terapi paliatif.
Perkembangan Terapi
Saat ini terus dilakukan uji klinis di berbagai negara di dunia untuk mencari metode dan terapi terbaru yang lebih efektif. Penelitian-penelitian dilakukan untuk mencari terapi biologi dan kemoterapi terbaru, dosis, dan regimen terapi baru. Selain itu juga diteliti berbagai kombinasi obat, terapi biologi, terapi radiasi, dan transplantasi sel stem.

[url=http://www.myniceprofile.com/picture-comments-8774.html][img]http://i.myniceprofile.com/87/8774.gif[/img][/url]