Label

Selasa, 07 April 2009

PROTEIN

I. PENGERTIAN PROTEIN
Protein adalah suatu zat dalam susunan kimianya mengandung unsur-unsur oksigen, karbon, hydrogen, nitrogen, dan kadang-kadang mengandung unsur-unsur lain seperti sulfur dan fosfor.
1) Komposisi Kimia dari Protein
Protein terdiri atas beberapa rantai-rantai panjang asam amino terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon, hydrogen, oksigen, dan nitrogen. Ada 20 jenis asam amino yang diketahui sampai sekarang yang terdiri atas 9 asam amino esensial (asam amino yang tidak dapat dibuat tubuh dan harus didatangkan dari makanan) dan 11 asam amino non esensial.
2) Klasifikasi Protein
a) Berdasarkan bentuknya protein dikelompokkan sebagai berikut :
¯ Protein bentuk serabut
Karakteristik protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi untuk tahan terhadap enzim pencernaan. Kolagen merupakan protein-protein utama jaringan ikat. Kratini adalah protein rambut dan kuku. Miosin merupakan protein utama serat otot.
¯ Protein Globuler
Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Albumin terdapat dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin. Globulin terdapat dalam otot, serum, kuning telur, dan gizi tumbuh-tumbuhan. Histon terdapat dalam jaringan-jaringan seperti timus dan pankreas. Protamin dihubungkan dengan dengan asam nukleat.
¯ Protein Konjugasi
Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat seperti kalsium dalam susu. Metalprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin dan hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga, dan seng.

2. STRUKTUR PRIMER PROTEIN

Otak kita mengontrol seluruh aktivitas tubuh termasuk emosi, kecerdasan dan menyimpan memori. Penyakit yang menyerang sel otak atau neuron (Neurodeganerative disease) seperti alzhelmer, Parkinson, dan Huntington berakibat fatal karena melumpuhkan fungsi kemanusiaan kita yang paling esensial itu. Protein adalah rantai asam amino dengan panjang minimal 50-an asam amino yang melalui proses pelipatan (folding) menemukan strukturnya yang unik. Keunikan yang dimaksud dari 350 kemungkinan yang ada dari 50 asam amino penyusun protein dengan ukuran terkecil hanya satu yang terpilih.
Menurut parameter hierarki dalam proses pelipatan struktur protein dibagi menjadi struktur primer yaitu sekuen asam aminonya, struktur sekunder yaitu struktur lokal seperti alfa-helix, beta-sheet, trun, dan random. Struktur tersier yaitu struktur keseluruhan suatu rantai dan terakhir struktur kuarterner yaitu struktur keseluruhan protein yang memiliki lebih dari satu rantai.
Usaha menentukan struktur protein secara eksperimen dirasa semakin penting sehingga pusat data koordinat struktur protein yaitu data bank menerima perubahan data yang terus bertambah secara eksponensial dan didirikannya konsorsium internasional penentuan struktur protein tidak mau kalah para ilmuaewan non eksperimen basa yang mengandalkan kekuatan computer melakukan prediksi dan simulasi protein yang dikompetisikan setiap tahun.

3. PREDIKSI STRUKTUR PROTEIN

Metode prediksi struktur protein yang ada saat ini dapat dikategorikan kedalam dua kelompok, yaitu metode pemodelan protein komperatif dan metode pemodelan de novo. Pemodelan protein komperatif meramalkan suatu protein berdasarkan struktur protein yang lain telah diketahui salah satu penerapan metode ini adalah pemodelan homologi yaitu prediksi struktur tersier berdasarkan atas kesamaan struktur primer protein.
Pemodelan homologi didasarkan atas teori bahwa dua protein yang homolog memiliki struktur yang sangat mirip satu sama lain. Pada metode ini struktur suatu protein disebut dengan protein target yang diketahui dan memiliki kemiripan. Sekuens dengan protein target, selain itu pemodelan komparatif adalah protein threading yang didasarkan atas kemiripan struktur tanpa kemiripan sekuens primer, latar belakang protein threading adalah bahwa struktur protein lebih dikonservasi daripada sekuens protein selama evolusi.
Dalam pendekatan de novo atau abinito struktur primer di tentukan dari sekuens primernya tanpa membandingkan dengan struktur protein lain. Terdapat banyak kemungkinan misalnya dengan menirukan proses pelipatan (folding) protein dari sekuens primer menjadi struktur tersier misalnya dengan simulasi dinamika molekuler atau dengan optimasi global fungsi energi protein. Prosedur-prosedur ini cenderung membutuhkan proses komputasi yang intens sehingga saat ini hanya digunakan dalam menentukkan struktur protein-protein kecil.

4. DENATURASI PROTEIN

Protein merupakan suatu senyawa makro-molekul yang terdiri atas sejumlah asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Jika ikatan peptida tersebut terdiri dari dua asam amino hasilnya disebut sebagai dipeptida dan jika dari tiga, empat, atau lima peptide hasilnya dikatakan sebagai tripeptida, peptapeptida, dan pentapeptida. Jika ikatan peptida lebih dari dua ikatan maka secara umum dapat dinamakan sebagai polipeptida. Atas dasar susunan asam amino serta ikatan-ikatan yang terjadi antara asam amino dalam suatu molekul protein dibedakan menjadi empat macam struktur protein yaitu struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier, dan struktur kuarter.
Protein sering mengalami perubahan sifat setelah mengalami perlakuan tertentu, meskipun sangat sedikit ataupun ringan dan belum menyebabkan terjadinya pemecahan ikatan kovalen atau peptida, perubahan inilah yang dnamakan dengan denaturasi protein. Denaturasi protein dapat terjadi dengan berbagai macam perlakuan, antara lain dengan perlakuan panas, pH, garam, dan tegangan permukaan. Laju denaturasi protein dapat mencapai 600 kali untuk tiap kenaikan 10 oC. Suhu terjadinya denaturasi sebagian besar protein terjadi berkisar antara 55-75 oC.
Pada protein yang mengalami denaturasi proteinnya akan mengendap karena gugus-gugus bermuatan positif dan negative dalam jumlah yang sama atau netral atau dalam keadaan titik isoelektrik. Pada denaturasi terjadi pemtusan ikatan hydrogen, interaksi hidrofobik dan ikatan garam hingga molekul protein tidak punya lipatan lagi.
Garam-garam seperti misalnya natrium klorida dalam konsentrasi tertentu dapat menyebabkan denaturasi atau koagulasi. Pada protein telur mudah terdenaturasi oleh adanya panas dan tegangan maka bila putih telur tersebut diaduk smapai menjadi buih.
Protein yang telah mengalami denaturasi akan memberikan beberapa hal seperti:
Viskositas naik ( karena mol menjadi asimetris dan lipatan hilang)
Rotasi optis larutan protein meningkat.

Pada beras, protein merupakan penyusun kedua setelah pati. Kandungan protein pada beras pecah kulit sekitar 8% dan pada beras giling sekitar 7% protein beras ini dianggap tinggi mutunya diantara protein-protein serealia lainnya. Hal ini dikarenakan protein beras mengandung lisinnya yang relatif tinggi yaitu kurang lebih 4% pada protein beras umumnya dikelompokkan menjadi 4 fraksi yaitu: albumin, globulin, polamin, dan glutein. Distribusi protein ini akan merata dengan menigkatnya kadar protein beras. Dari 24 contoh beras giling Varietas beras padi di Indonesia, padi bulu (japonika) mempunyai rata-rata kadar protein lebih rendah ( 7,7%). Dibandingkan dengan indica (8,5%).
[url=http://www.myniceprofile.com/picture-comments-8774.html][img]http://i.myniceprofile.com/87/8774.gif[/img][/url]