Label

Jumat, 03 Juli 2009


AVES

A. PENDAHULUAN

Burung merupakan makhluk yang mudah dikenal dan dilihat karena aktif pada siang hari. Hewan ini muncul pertama kali sekali sejak 150 juta tahun yang lalu, tepatnya pada masa jura. Ukuran tubuh burung bervariasi dari yang terbesar sampai yang terkecil. Burung terbesar ada di afrika , Ostrich (Struthio camelus) kalau berdiri tingginya mencapai 7 kaki (2, 1336 m) dan beratnya lebih kurang 300 lbs (138,08 kg). Sedangkan burung terkecil yaitu burung helena humming dari kuba panjangnya 5,72 cm dan beratnya 3 gram.

Setiap jenis burung mempunyai warna-warni yang beragam. Warna ini disebabkan oleh adanya butir-butir pigmen dalam tubuh. Ada jenis burung yang mempunyai sex dimorphisme, yaitu ada perbedaan antara yang jantan dan betina. Sedangkan jenis burung lainnya hanya monomorphisme.

Tubuh burung ditutupi oleh bulu-bulu, sehingga dengan demikian dapat berfungsi untuk terbang. Burung hampir berada di semua benua, lautan dan sebagian besar pulau-pulau. Setiap jenis burung memilki daerah geografis sendiri-sendiri dan mempunyai sifat kebiasaan yang berbeda. Jumlah jenis sangat kecil di daerah kutub dan besar di daerah tropis.

Burung-burung ada yang hidup soliter, tetapi ada pula yang hidup bergerombol. Hidupnya dapat menetap disuatu tempat dan ada beberapa jenis burung yang selalu mengadakan migrasi dari satu tempat ke tempat lain.

Dengan adanya jenis-jenis burung yang menempati habitat berbeda maka dengan sendirinya ada proses adaptasi untuk menyesuaikan dengan lingkungannya.

B. CIRI-CIRI KELAS AVES

Burung dapat dibedakan dari hewan vertebrata yang lain karena memiliki karakteristik sendiri :

  1. Seluruh tubuh ditutupi oleh bulu yang dianggap sebagai modifikasi sisik epidermis dan fungsinya sebagai isolator.
  2. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan udara.
  3. Ekstrimisasi anterior sudah mengalami modifikasi yang digunakan sebagai sayap untuk terbang.
  4. Sebagian besar skeletonnya mengalami klasifikasi sempurna.
  5. Pada bagian belakang ujung tubuh terdapat ekor yang pendek dan dilengkapi dengan bulu yang juga dapat mengembang sewaktu terbang.
  6. Mata berada dibagian lateral dan dilengkapi kelopak atas dan bawah.
  7. Disamping mata ada lubang telinga yang ditutupi oleh bulu.
  8. Bagian mulut mempunyai paruh yang dibentuk dari zat tanduk, tidak bergigi. Fungsinya untuk memecah biji, memotong, menangkap serangga, menghisap madu dan menyaring makanan. Sebelah atas mandibula ada dua lubang hidung yang sempit.
  9. jantung di bagi atas empat bagian sempurna.
  10. Suhu tubuh tetap homeoterm.
  11. Sistem respirasinya menggunakan paru-paru yang umumnya melekat pada tulang iga yang dihubungkan dengan kantong udara.
  12. Indera pendengaran, penglihatan, penciuman dan pita suara berkembang dengan baik.
  13. Mempunyai naluri untuk merawat anak-anaknya dengan baik.
  14. Tubuhnya ditututpi oleh kulit yang kuning tidak berkelenjar kecuali pada bagian ekor.

C. BAGIAN-BAGIAN TUBUH BURUNG

Pada tubuh burung ada bagian-bagian yang perlu diperhatikan yaitu :

  1. Bagian kepala

Pada bagian ini terdapat paruh dari zat tanduk, pada bagian atas paruh ada lubang hidung dan pada beberapa jenis burung dibagian sebelah atas terdapat suatu tonjolan kulit yang lemah disebut cera.

Alat penglihatan dikelilingi oleh kulit yang berbulu dan irisnya berwarna merah. Nembrana nictitan terdapat pada sudut medial mata. Lubang telinga luar (porus acusticus externus) ditutupi oleh bulu-bulu halus.

  1. Bagian badan

Seluruh badan ditutupi bulu. Pada badan terdapat sayap yang berfungsi untuk terbang dan kaki untuk berjalan. Dibagian ekor (uropygoium) berpangkal bulu-bulu ekor. Di daerah ini ada papilla yang mempunyai lubang sebagai muara kelenjar minyak (glandula uropygialis). Fungsinya untuk mengeluarkan minyak guna meminyaki bulu-bulu tubuh.

Fungsi bulu tubuh yaitu :

- Untuk memelihara panas badan

- Untuk terbang

- Sebagai alat pelindung kulit dari perubahan yang datang dari luar.

- Sebagai alat kamuflase.

Menurut susunan anatominya bulu dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu : a) plumae (contour feathers), b) plumulae (down feathers) dan c) filoplumae (hair feathers). Berdasarkan letaknya maka bulu dapat lagi dibagi sebagai berikut :

a. Remiges, merupakan bulu yang tumbuh pada sayap dan mempunyai vexillum yang asymetris. Fungsinya untuk terbang.

b. Rectrices, bulu yang tumbuh didaerah ekor dan berfungsi sebagai kemudi.

c. Tectrices, bulu yang menutupi badan.

d. Paraptenum, bulu-bulu yang tumbuh didaerah bahu (antara badan dan sayap).

e. Alula sive ala spuria, merupakan bulu-bulu kecil yang melekat pada jari ke dua.

Bulu yang tumbuh semakin lama akan menjadi aus dan akan mengalami pergantian. Biasanya pergantian setahun sekali, proses pergantian bulu ini disebut molting. Ada beberapa tahap pergantian bulu yang diketahui, yaitu :

a. Molting post natal, lepasnya bulu pertama pada burung yang baru menetas. Kejadian ini hanya sekali selama hidupnya.

b. Molting post juvenile, pergantian bulu pada masa burung sudah mengalami pertumbuhan maximum, kejadian ini juga hanya sekali selama hidupnya.

c. Molting post nuptial, pergantian bulu yang terjadi pada waktu burung mendekati masa breding dan akan terjadi setiap tahun.

Bulu burung mempunyai mempunyai aneka warna. Hal ini disebabkan oleh kombinasi butir-butir pigmen yang ada pada rachis, calamus dan vexillum. Butir pigmen tersebut ialah :

a. Pigmen melanin (zat pigmen yang larut dalam zat asam). Pigmen ini mempunyai warna eumelanin, penyebab dari tidak berwarna menjadi cokelat dan phycomelanin yang menyebabkan dari tidak berwarna menjadi merah.

b. Pigmen Carotenoid, yang merupakan pigmen yang larut dalam pelarut minyak. Pigmen ini penyebab warna merah dan warna kuning. Beberapa burung di daerah tropis ada yang mempunyai warna hijau dan merah tua. Hal ini disebabkan oleh butir pigmen turacaverdin dan turidin.

Berdasarkan tahapan perkembangan dan warna bulu maka burung dapat dikelompokkan menjadi 6 golongan yaitu :

1. Nestling : kelompok burung burung muda yang belum bisa meninggalkan sarang.

2. fledging : burung muda yang secara fisik sudah mampu meninggalkan sarang tetapi masih dalam asuhan induk.

3. Juvenile : burung muda yang sudah mampu terbang, bisa mencari makan sendiri tetapi belum mengalami masa molting post juvenile secara lengkap.

4. Immature : burung yang sudah mengalami molting post juvenile secara lengkap tetapi bulu burung dewasanya belum lengkap.

5. Young : burung yang umurnya kurang dari 1 tahun.

6. Nature : burung yang sudah mengalami molting nuptial secara lengkap.

1. TYPE PARUH

Paruh terbentuk dari zat tanduk. Proses penandukannya tumbuh menutupi secara teratur menggantikan bagian yang hilang karena dipakai. Fungsi paruh antara lain sebagai mulut, sebagai tangan untuk memperoleh atau memegang makanan, untuk menelisik bulu agar rapih, dapat sebagai alat pertahanan.

Bentuk paruh selalu menunjukkan kebiasaan makan dari setiap jenis burung. Berdasarkan itu maka paruh burng ada beberapa type, antara lain :

1. Probing, paruh yang berbentuk silinder berguna untuk menyelidik celah/sarang serangga kemudian menagkapnya. Contohnya : Common Snipe (Gallinago gallinago), pada burung pelatuk (Chrysocolaptes validus) paruh yang silinder ini agak gemuk dan kuat.

2. Insect-Catching (penangkap serangga), paruh yang bentuknya jika dilihat dari atas melebar tapi kecil. Paruh ini berfungsi untuk menangkap serangga terbang. Contoh : burung layang-layang.

3. Seed-cracking (pemakan/pemecah biji) yaitu paruh yang berbentuk kerucut dan kuat. Contohnya : Burung-Burung yang bersifat graminivora, gebondol, gereja (Passer domesticus).

4. Tearing (perobek), paruh yang bagian ujungnya tajam dan bagian atasnya lebih panjang serta melengkung ke bawah. Biasanya bersifat carnivora. Contoh : elang (Haliastus indus).

5. Sieving (penyaring), paruh yang bentuknya melebar dan pipih dengan bagian tepinya terdapat gigi seperti sisir untuk menyaring makanan dari dasar air contoh : bebek, belibis (Dendrocygna javanica).

6. Spearing (penombak), paruh yang berbentuk panjang seperti tombak, contoh : bittern (yellow bittern = Ixbrychus sinensis ).

7. Penghisap madu, paruh yang panjang dan melengkung yang berguna untuk menghisap madu pada bunga contoh : Antrapsis malacensis.

8. Paruh menyilang, paruh dimana bagian atas dan bagian bawah saling menyilang, contoh : Red-crossbill (Loxia curvirostra).

Lidah pada sebagian besar burung tidak dapat diulurkan tetapi pada burung pelatuk lidahnya dapatr ditonjolkan atau dijulurkan keluar paruh. Hal ini berguna untuk mengambil serangga dalam kayu. Demikian pula pada burung kolibri (penghisap madu, lidahnya dapat dikeluarkan untuk memperoleh atau mengetahui adanya madu dari bunga.

2. TYPE KAKI

Kaki dapat berfungsi dalam beberapa hal, antara lain : berlari, memanjat, pendukung tubuh sewaktu istirahat dan juga untuk menyusun sarang, pada beberapa jenis burung kaki juga dapat bertype kaki burung disesuaikan dengan kebiasaan hidup dan keadaan habitat dari burung tersebut anatara lain :

1. Wading (type kaki burung-burung rawa), kaki yang panjang, mempunyai digiti yang panjang pula berguna untuk keseimbangan sewaktu di air. Contoh: sandpiper.

2. Swimming (type kaki perenang), kaki diantara digitinya mempunyai selaput renang atau pada digiti ada pelebaran. Jika dilihat digiti yang berselaput maka ada 2 macam, yaitu : a. Primata (3 berselaput, 1 lepas), b. Totipalmata (4 berselaput semua). Contoh yang berselaput ini misalnya pada bebek.

Sedangkan pada jenis burung lain ada yang digitinya tidak berselaput tetapi ada pelebaran (lobate), contohnya: coot (Fulica atra), kebiasaan burung ini menyelam dan berenang.

3. Perching (type kaki penghinggap), semua digiti terletak pada satu bidang datar dan bisa memegang ranting ketika akan mengambil makanan. Digiti biasanya berbentuk silindris. Contohnya finch (jenis-jenis gelatik).

4. Grasping (type kaki pemegang), kaki yang digiti depan bagian luar dapat diputar ke belakang sewaktu mencengkram/memegang. Type kaki ini biasanya terdapat pada burung-burung pemangsa (raptorial), misalnya osprey dan hawk.

5. Climbing (type pemanjat), dua digiti menghadap ke depan dan dua lagi menghadap ke belakang, contoh : burung pelatuk.

6. Type pengais, tiga digiti pada satu bidang datar sedang digiti yang satu lagi ke belakang letaknya agak ke atas. Contohnya ayam.

7. Running (type kaki pelari, pejalan cepat), Contohnya : burung unta.

3. TYPE EKOR

Sewaktu burung terbang ekor dapat berfungsi sebagai pendayung dan alat pengerem. Selain itu merupakan alat keseimbangan bila burung hinggap. Pada burung-burung tertentu, misalnya merak ekor burung yang jantan dapat berfungsi untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Ekor burung pelatuk mempunyai tangkai bulu yang kaku, sehingga bisa membantu mendukung tubuh sewaktu burung tersebut mencari serangga pada bidang vertikal.

Ada beberapa type ekor burung yang telah diketahui yaitu :

1. square (persegi)

2. notched (berlekuk)

3. forked (seperti garpu)

4. elongated outer feathers (bulu bagian luar memanjang)

5. with rackets (bulu bagian luar dengan raket)

6. elongated central feathers (bulu bagian tengah memanjang)

7. rounded (bulat)

8. wedge shaped (berbentuk baji)

9. graduated (terbagi dalam beberapa tingkat)

10. pointed (meruncing)

4. SISTEM ORGAN

A. Sistem Pernafasan (Respirasi) Pada Aves

Sistem pernapasan pada hewan menyusui dan burung bekerja dengan cara yang sepenuhnya berbeda, terutama karena burung membutuhkan oksigen dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan yang dibutuhkan hewan menyusui. Sebagai contoh, burung tertentu bisa memerlukan dua puluh kali jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Karenanya, paru-paru hewan menyusui tidak dapat menyediakan oksigen dalam jumlah yang dibutuhkan burung. Itulah mengapa paru-paru burung diciptakan dengan rancangan yang jauh berbeda.

Pada hewan menyusui, aliran udara adalah dua arah: udara melalui jaringan saluran-saluran, dan berhenti di kantung-kantung udara yang kecil. Pertukaran oksigen-karbon dioksida terjadi di sini. Udara yang sudah digunakan mengalir dalam arah berlawanan meninggalkan paru-paru dan dilepaskan melalui tenggorokan.

Sebaliknya, pada burung, aliran udara cuma satu arah. Udara baru datang pada ujung yang satu, dan udara yang telah digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini memberikan persediaan oksigen yang terus-menerus bagi burung, yang memenuhi kebutuhannya akan tingkat energi yang tinggi. Michael Denton, seorang ahli biokimia Australia serta kritikus Darwinisme yang terkenal menjelaskan paru-paru unggas sebagai berikut:

Dalam hal burung, bronkhus (cabang batang tenggorokan yang menuju paru-paru) utama terbelah menjadi tabung-tabung yang sangat kecil yang tersebar pada jaringan paru-paru. Bagian yang disebut parabronkhus ini akhirnya bergabung kembali, membentuk sebuah sistem peredaran sesungguhnya sehingga udara mengalir dalam satu arah melalui paru-paru. Meskipun kantung-kantung udara juga terbentuk pada kelompok reptil tertentu, bentuk paru-paru burung dan keseluruhan fungsi sistem pernapasannya sangat berbeda. Tidak ada paru-paru pada jenis hewan bertulang belakang lain yang dikenal, yang mendekati sistem pada unggas dalam hal apa pun. Bahkan, sistem ini mirip hingga seluk-beluk khususnya pada semua burung.

Aves bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong udara (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke leher, perut dan sayap.

Kantong udara terdapat pada :

Pangkal leher (servikal)

Ruang dada bagian depan (toraks anterior)

Antar tulang selangka (korakoid)

Ruang dada bagian belakang (toraks posterior)

Rongga perut (saccus abdominalis)

Ketiak (saccus axillaris)

Fungsi kantong udara :

Membantu pernafasan terutama saat terbang

Menyimpan cadangan udara (oksigen)

Memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang

Mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak

Inspirasi : udara kaya oksigen masuk ke paru-paru. Otot antara tulang rusuk (interkosta) berkontraksi sehingga tulang rusuk bergerak ke luar dan tulang dada membesar. Akibatnya teklanan udara dada menjadi kecil sehingga udara luar yang kaya oksigen akan masuk. Udara yang masuk sebagian kecil menuju ke paru-paru dan sebagian besar menuju ke kantong udara sebagai cadangan udara.

Ekspirasi : otot interkosta relaksasi sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula. Akibatnya rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi lebih besar dari pada tekanan udara luar. Ini menyebabkan udara dari paru-paru yang kaya karbondioksida ke luar.

Pernafasan burung saat terbang :

Saat terbang pergerakan aktif dari rongga dada tidak dapat dilakukan karena tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang berfungsi untuk terbang. Saat mengepakan sayap (sayap diangkat ke atas), kantong udara di antara tulang korakoid terjepit sehingga udara kaya oksigen pada bagian itu masuk ke paru-paru.

B. Sistem Pencernaan Pada Aves

Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.

Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:

1. Paruh: merupakan modifikasi dari gigi,

2. Rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk,

3. Faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat,

4. Lambung terdiri atas:

a. Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis.

b. Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai " hen’s teeth”,

5. Intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.

Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.

Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu.

Terbang merupakan memerlukan sejumlah besar kekuatan. Karena itulah burung memiliki perbandingan jaringan otot terhadap massa tubuh yang terbesar daripada semua makhluk. Metabolisme tubuhnya juga sesuai dengan kekuatan otot yang tinggi. Rata-rata, metabolisme tubuh suatu makhluk berlipat dua kali sewaktu suhu tubuh meningkat sebesar 50°F (10°C). Suhu tubuh burung gereja yang sebesar 108°F (42°C) serta suhu tubuh burung murai (Turdus pilaris) setinggi 109,4°F (43,5°C) menunjukkan betapa cepat kerja metabolisme tubuh mereka. Suhu tubuh yang tinggi seperti itu, yang dapat membunuh makhluk darat, justru sangat penting bagi burung untuk bertahan hidup dengan meningkatkan penggunaan energi, dan, karena itu pula, kekuatannya.

Karena kebutuhan mereka akan banyak energi, burung juga mempunyai tubuh yang mencerna makanan yang mereka makan dalam cara yang optimal. Sistem pencernaan burung memungkinkan mereka memanfaatkan dengan cara terbaik makanan yang mereka makan. Misalnya, seekor bayi bangau menggunakan 2,2 lbs (1 kg) dari massa tubuhnya untuk setiap 6,6 lbs (3 kg) makanan. Pada hewan menyusui dengan pilihan makanan yang serupa, perbandingan ini adalah sekitar 2,2 lbs (1 kg) hingga 22 lbs (10 kg). Sistem peredaran burung juga telah diciptakan selaras dengan kebutuhan energi tinggi mereka. Jika jantung manusia berdetak 78 kali per menit, jumlah detakan adalah 460 untuk burung gereja dan 615 untuk burung murai. Begitu pula, peredaran darah pada burung pun sangat cepat. Oksigen yang memasok seluruh sistem yang bekerja cepat ini disediakan oleh paru-paru unggas khusus.

Burung juga menggunakan energinya dengan sangat efisien. Mereka memperlihatkan efisiensi yang tinggi secara meyakinkan dalam pemanfaatan energi dibandingkan hewan menyusui. Contohnya, burung layang-layang yang berpindah tempat membakar 4 kilokalori per mil (2,5 kilokalori per kilometer), sedangkan hewan menyusui kecil akan membakar 41 kilokalori.

C. Sistem Reproduksi Pada Aves

Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.

1. Sistem Genitalia Jantan.

a. Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.

b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.

2. Sistem Genitalia Betina.

a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.

b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.

3. Proses Festilisasi

Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.

Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.

Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

4. Fungsi bagian-bagian telur aves :

a. Titik embrio --> bagian yang akan berkembang menjandi embrio

b. Kuning telur --> cadangan makanan embrio

c. Kalaza --> menjaga goncangan embrio

d. Putih telur --> menjaga embrio dari goncangan

e. Rongga udara --> cadangan oksigen bagi embrio

D. Sistem Peredaran Darah Pada Aves

Alat-alat transportasi pada burung merpati terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Jantung terdiri atas empat ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri dan bilik kanan. Darah yang banyak mengandung oksigen yang berasal dari paru-paru tidak bercampur dengan darah yang banyak mengandung karbondioksida yang berasal dari seluruh tubuh. Peredaran darah burung merupakan peredaran darah ganda yang terdiri atas peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.

E. Pengaturan Suhu Tubuh Pada Aves

Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia.

Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan harus mengatur panas yang diterima atau yang hilang ke lingkungan. Mekanisme perubahan panas tubuh hewan dapat terjadi dengan 4 proses, yaitu konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Konduksi adalah perubahan panas tubuh hewan karena kontak dengan suatu benda. Konveksi adalah transfer panas akibat adanya gerakan udara atau cairan melalui permukaan tubuh. Radiasi adalah emisi dari energi elektromagnet. Radiasi dapat mentransfer panas antar obyek yang tidak kontak langsung. Sebagai contoh, radiasi sinar matahari. Evaporasi proses kehilangan panas dari permukaan cairan yang ditranformasikan dalam bentuk gas.

Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh, pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin dengan cara berkelompok dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan panas di dalam sarangnya.

F. Systema Nervosum/Sistem Saraf

a. Encephalon

Mengisi seluruh cavum cranii (tengkorak), terdiri dari:

1. Prosencepalon

Hemisphaerun cerebri, meluas ke belakang sampai cerebellum.

Bulbus olfactorius terletak pada ujung muka, sepasang dan kecil.

2. Mesencephalon (lobus opticus)

Tertekan ke sebuah lateral, berbentuk agar bundar, terdapat suatu bangunan kecil yang disebut epiphysis.

3. Cerebellum

Ukuran relatif besar

b. Nervi cranialis

Berjumlah 12 pasang, yaitu:

1. Nervus olfactorius : menuju ke alat pembau

2. Nervus opticus : ke alat penglihatan

3. Nervus oculomotorius : menuju ke otot-otot mata

4. Nervus trochlearis : menuju ke otot-otot mata

5. Nervus trigeminus : menuju kulit sekitar hidung

6. Nervus abducens : menuju ke otot mata

7. Nervus facialis : menuju ke otot-otot mimik dan lidah

8. Nervus octavus : menuju ke alat pendengaran dan alat keseimbangan

9. Nervus glossopharyngeus : menuju ke lidah belakang

10. Nervus vagus : menuju alat-alat dalam

11. Nervus accessorius : menuju ke otot-otot tengkuk

12. Nervus hypoglossus : menuju ke otot-otot lidah

Klasifikasi

A. Anakkelas Archaeornithea

Merupakan nenek moyang burung peralihan dengan reptilia, disebut juga burung seperti kadal ( “ Lizard” bird), kedua rahang burung ini bergig dalam sockets (Alveoli ). Sayapnya berbulu dan ada 3 jari, masing-masing berkuku. Ekornya mempunyai bulu-bulu berpasangan ke arah lateral. Tidak mempunyai pygostyle.

Contoh : Arcaeopteryx

Anak suku dan jenis-jenis dari burung ini sudah punah

B. Anak Kelas Heornithes

Merupakan burung yang sebenarnya. Metacarpal bergabung dengan jari kedua lebih panjang. Ekor mempunyai 13 vertebrata atau lebih. Selalu dengan pygostyle dan sternum keeled/flat. Burung ini ada sejak zaman Cretaceus sampai sekarang. Anak kelas ini dibagi menjadi 5 super ordo, yaitu :

I. Odontognathes (Burung bergigi dunia baru )

Kedua rahang bergigi. Contoh:Hesperonis, merupakan burungpe renang dan sudah punah.

II. Ichtyornithes

Sayap berkembang, contohnya: Ichthyornis, merupakan burung layang-layang dan sudah punah.

III. Impennes

Tidak mempunyai gigi,terdiri dari ordo:

1. Sphenisciformes

Tidak bergigi dan kurang dapat terbang.Anggota depan (sayap)bersifat “Contoh : Penguin,kakinya berselaput dan hidup diantartika.

IV. Paleognathae

Merupakan burung pejalan,tidakmempunyai gigi, sayap mereduksi, tidak bisa terbang,dan vertebrata ekor selalu bebas.Terdiri dari ordo :

1. Struthioniformes

Bersifat terestrial, tidakbisa terbang dan merupakan hewan omnivora.

Contohnya : Ostrich ( di afrika )

2. Rheiformes

Bersifat terestrial dantidak bisa terbang

Contoh : Rhea ( diafrika)

3. Casuariformes

Terestrial dan tidak bisa terbang.

Contohnya : Kasuari dan Emu

4. Aepyornithiformes

Terestrial dan tidak bisa terbang, telurnya sangat besar .

Contohnya: Burung gajah ( Aepyornis ) di madagaskar

5. Dinorthiformes

Terestrial dan tidak bisa terbang.

Contohnya: Dinornis,di new zealand.

6. Aepterygiformes

Terestrial dan tidak bisa terbang.

Contohnya : Kiwi ( Apteryx ) di new Zealand.

7. Tinamiformes

Sayap pendek,membulat dan berkembang untuk terbang. Burung ini terbang sambil berlari. Contohnya: Tinamus dan Rhynchotus ( Amerika Selatan )

V. Heognatathae

Merupakan burung-burung modern, tidak mempunyai gigi dan sayapnya berkembang. Ada pygostyle. Terdiri dari ordo :

1. Gaviiformes (Loons )

2. Podicioediformes ( Grebes)

3. Procellariformes ( Albatrosses )

4. Ciceniiformes (Heron,Storka, Ibises, Flamingos )

5. Pelecaniformes( Pelican)

6. Anseriformes ( Duck, Geese,Swans )

7. Falconiformes ( Vultures, Kites, Hawks,Falcons, Eagles )

8. Galliformes ( Grouse, Quail,Pheasant,Turkeys )

9. Opisthocomiformes (Moetzin)

10. Gruiformes ( Cranes, Rail,Coots)

11. Diatryformes ( Punah )

12. Charadriiformes ( Shore birds/waders, Gulls, Auks)

13. Columbiformes (Pigeons,doves )

14. Psittaciformes ( Parrots )

15. Cuculiformes ( Cuckoos, Roudrunner,Anis )

16. Strigiformes ( Owls )

17. Capnimulgiformes(Goat suckers, Nighjars )

18. Apodiformes (Swifts,Hummingbirds )

19. Coliiformes(Colies/Mousebirds)

20. Trogoniformes(Trogons )

21. Coraciiformes ( Kingfishens, Hornbill)

22. Piciformes (Woodpeckers,Jacamars, Puffbirds,Barbeta,Toucans )

23. Passeriformes (Perchingbirds, songbirds )

Mengenal beberapa bangsa (ordo) dari kelas Aves

1. Bangsa Casuariformes

Hanya ada 1 suku yaitu Casuaridae. Jenis dari suku ini ada3,tetapi di Indonesia hanya ada 1, yaitu Casuarius casuarius. Jenis inimerupakan burung yang tidak dapat terbang,karena origo urat daging terbang tidak berkembang dengan baik. Sayap relatif kecil,kakinya kuat dan telah beradaptasi untuk berjalan.Pada kaki terdapat taji, jari kaki belakang tidak ada dan jari kakinya hanya ada3. Kepala ditutupi dengan balung/helmet yang tidak berbulu. leher sangat kuat dan berwarna agak kehitaman. Makananya buah-buahan dan serangga.

2. Bangsa procellariiformes

Mempunyai lubang hidung berbentuk tubus/seperti pipa. Kakinya berselaput renang dan pendek. Ada 4 Suku: Diomedeidae ( Albatros ) di Atlantik; Procellariformes ( shear water ) yang terseba didunia ; Hydrobatidae ( Storm- petrel ) di Lautan dan banyak di daerah Artic ; Relecanoididae ( Diving petrel ) ada di Amerika. Suku Procellariformes meliputi 53 jenis,contoh : Ruffinus leucomelas. Burung ini dahinya berwarna putih,badannya abu-abu kehitaman, habitatnya dipinggir pantai dan laut.

3. Bangsa Pelecarmiformes

· Bangsa ini merupakan burung-burung yang hidup dilaut atau dekat pantai.

· Ukuran badannya besar, paruhnya panjang, dengan ujung paruh bagian atas melengkung kebawah.

· Sayapnya panjang

· Ke 4 jarinya kakinya dihubungkan dengan selaput renang

· Bentuk ekornya seperti baji

· Contoh :

a) Suku Pelecanidae ( Pelikan )

Pelecanus onorotalus ( Angsa laut )

b) Suku Phlacrocoraridae ( Cormorant )

Phalacrocorax pygmaeus ( Pecuk,lebih kecil dari angsa dan belibis )

c) Suku Anbingidae ( Burung Pecuk Ular )

Anbinga anbinga

d) Suku Fregatidae( Fregate Bird ) Ada 5 jenis, misalnya : Fregate ariel

4. Bangsa Ciceniformes

· Mempunyai kaki dan leher yang panjang,paruhnya berbentuk seperti tombak,jari-jari kakinyajuga panjang kareba hidup dirawa-rawa.

· Jari kaki tidak berselaput/ bila terdapat hanya didaerah pangkalnya saja.

· Ukuran badannyadari yang besar sampai dengan sedang

· Terdapat didaerah muara payau yang dangkal

· Ada 7 suku,diantaranya 3 suku terdapat di Indonesia,yaitu :

a. Ardeidae ( Heron )

§ Memiliki paruh

§ Pada jari kaki terdapat selaput renang yang berhubungan jari ke 5 dan ke 4

§ Pada kuku jari tengah terdapat penebalan yang bergigi berbentuk seperti sisir untuk famili ini lehernya ditarik membentuk mencengkeram mangsanya/ikan.

§ Bila terbang pada famili ini lehernya di tarik membentuk huruf u.

Contoh – contohnya :

1. Egreta intermedia ( Kuntul )

Ada brash dandorsal ( ada bulu penghias dada dan punggung )

2. Egreta garzetta ( Kuntul kecil )

3. Egreta alba ( Kuntul besar )

Tidak ada bulu penghias dada dan punggung.

4. Egreta sacra ( Kuntul Pantai )

5. Bubulcus ibis ( Blekok)

6. Ardea cinarea ( Cangak abu )

7. Ardea purpurea ( Cangak merah )

8. dan sebagainya.

b. Ciconiidae ( Stark )

Contohnya, Leptotilus javanicus (bangau tong-tong)

c. Threskiornithidae ( Ibis )

Contohnya, Threskiornis acthiopica (pelatuk besi)

5. Bangsa COLUMBIFORMES ( ada dua suku )

- Biasanya mudah di kenal karena ada penggentingan di paruhnya dan ceranya besar.

- Cera adalah kelenjar/glend yang terdapat dekat hidung.

- Bentuk kepala relatif kecil, paruhnya pendek, kukunya agak tumpul, sedangkan lubang hidungnya biasanya sedikit tertutup oleh operculum.

Suku Columbidae ( Pigeon bird )

Contohnya :

- Columba livia ( merpati )

- Geopelia striata ( Perkutut )

- Streptopelia bitoreuata ( Pada lehernya terdapat strip putih abu-abu )

- Treron vernans ( walik/punai )

- Ducula bicolour ( dara laut )

- Streptopelis chinensis ( Burung puter) pada lehernya terdapat strip titik-titik.

6. Bangsa ANSERIFORMES

Suku Anatidae

- Yang termasuk suku ini adalah yang biasa di kenal sebagai bangsa bebek. Di dunia terdapat kurang lebih 147 jenis.

- Istilah umumnya dalam bahasa inggris adalah “Waterfowl”.

Tanda-tandanya :

- Suku ini mempunyai paruh yang memipih datar.

- Bentuk badannya seperti perahu ( bebek, belibis ).

- Lehernya panjang, kepalanya oval, kedudukan kakinya jauh di sebelah belakang badannya dan jari kakinya berselaput renang.

- Cara terbangnya langsung saja/direct, dengan sayap di hempaskan secara periodik, waktu terbang lehernya di julurjan.

- Makanannya binatang-binatang kecil yanghidupnya di air.

- Telur biasanya keputih-putihan.

- Di kepulauan Melanesia terdapat 6 jenis.

- Terdapatnya di perairan-perairan seperti di muara sungai, biasa mengelompok ( kolompok kecil ).

- Contoh : Dendrocygna javanica ( Belibis )

Dendrocygna arcuata ( Belibis )

7. Bangsa FALCONIFORMES

Yang termasuk bangsa ini ada 5 suku, tetapi hanya 3 suku yang terdapat di Indonesia, yaitu:

a. suku Accipitridae ( rajawali, elang ).

- Yang termasuk famili ini adalah burung-burung pemangsa siang hari, yang sangat bervariasi tentang ukuran badannya maupun sifatnya.

- Secara umum mempunyai paruh yang bengkok dan kuat.

- Mempunyai kaki yang kokoh dan bercakar.

- Didaerah Malaynesia terdapat kurang lebih 30 jenis.

- Contoh- contohnya:

1. Elanus caeruleus ( alap-alap tikus )

Paling kecil, panjang total hanya 30 inchi.

2. Haliastur indus ( elang ayam )

Kepala putih, badannya coklat, ukurannya 19- 20 inchi.

3. Spilornis cheela ( bida jali )

Punggung berwarna coklat, diatas kepala terdapat jambul hitam berbintik-bintik putih. Sayapnya colkat dan penutup ekor berbecak putih. Bulu ekornya coklat tua dan ada garis berwarna putih.

4. Haliaetus leueogaster ( elang laut ) ukuran 28 inchi.

b. Suku Pandionidae ( Osprey bird )

- istilah inggrisnya ”OSPREYS”

- Biasa di kenal sebagai elang pemakan ikan, sebab daerah penyebarannya terbatas di sepanjang pantai dan tepi-tepi pantai.

- Ukuran sayapnya/rentangan sayapnya relatif lebih panjang di bandingkan dengan suku Accipitridae.

- Di kenal hanya 1 genus saja yaitu: Pandion.

- Contohnya : Pandion haliaetus.

- Punggung berwarna coklat tua, ventral putih kepala dan leher berwarna putih dengan mahkota terdapat garis-garis coklat, dari tepi mata terdapat strip yang lebar melewati kening dan mata berwarna coklat.

- Makanannya ikan.

- Besarnya hampir sama dengan Heliastur indus.

c. Suku Falconidae ( Falcon bird )

- di kenal dengan nama falcon.

- Yang termasuk famili ini adalah burung-burung pemangsa yang berukuran kecil.

- Morfologinya tidak berbeda dengan suku Accipitridae hanya mempunyai sayap relatif lebih panjang dan mempunyai ekor yang relatif lebih pendek.

- Di daerah Indomalaya di kenal ada 3 jenis.

- Contohnya : Falco fregatus ( elang ) ; Falco peregrinus.

- Bagian punggungnya berwarna abu-abu tua, sedangkan kepala dan sayapnya lebih abu-abu tua yang makin kebelakang makin pucat lagi.

- Ekor coklat abu-abu tua yang kadang-kadang di bercaki dengan warna hitam.

- Ukuran badannya 19 inchi ( 6-19 inchi ).

8. Bangsa GALLIFORMES

a. Suku Phasiandae ( 174 jenis )

- Burung yang termasuk famili ini mempunyai kepala yang kecil, patuk yang pendek dan mempunyai bentuk arcus ( seperti paruh ayam )

- Bentuk kakinya kokoh dan mempunyai taji; bentuk kaki ini tidak beradaptasi untuk yang hidup di darat ( misalnya : untuk berlari, mengais)

- Ekornya berbentuk seperti sapu dan pada jenis tertentu, ekornya panjang pada jenis yang dapat terbang, terbangnya langsung dengan hempasan sayap yang teratur dan biasanya terbangnya tidak jauh.

- Bersarang biasanya di tanah dan di sembunyikan di semak-semak rumput.

- Di daerah kita terdapat 15 jenis.

- Contohnya : 1. Excolfactoris chinensis ( puyuh kongnong )

2. Gallus gallus ( ayam hutan )

3. Gallus varius ( ayam hijua )

4. Gallus bankive ( ayam merah )

5. Arborophila javanica.

6. Lophura ignita : ayam hutan yang terdapat di Kalimantan dan Sumatra ; suaranya bagus dan ekornya panjang.

7. Pavo muticus ( burung merak )

9. Bangsa GRUIFORMER

Bangsa ini terdapat 12 suku, 3 suku di antaranya terdapat di Indonesia, yaitu

a. Suku : Turnicidae ( burung puyuh )

b. Suku : Gruidae ( burung falminggo )

c. Suku : Rallidae ( burung ayam-ayam )

a. Suku Turnicidae ( henipode quail family 15 jenis ).

- Seperti burung puyuh biasa, tetapi jari kakinya hanya 3 (yang kedepan saja)

- Tanda-tanda lain seperti burung puyuh biasa.

- Contoh ; Turnix susej.eator.

b. Suku Gruidae ( Crame bird family 14 jenis )

- Mempunyai kaki yang panjang, leher panjang dengan kepala kecil dan parunya lurus, sayapnya besar,

- Bulu-bulu penutup badannya di bagian belakang menutupi bulu-bulu ekor yang pendek.

- Terbang lurus dengan hempasan yang teratur, leher dan kaki di julurkan.

- Contoh : Grus antigone ; berwarna putih selain itu kepala dan leher berwarna coklat.

c. Suku Ralliadae ( Rail bird family )

- Merupakan burung-burung yang kakinya lurus dan kuat, paruh lurus, kepala kecil dan sayap pendek.

- Ekor biasanya ( bila sedang berjalan ) di gerak-gerakan, ekor langsing dengan jarak yang dekat.

- Makannanya serangga, binatang-binatang yang hidup di air dan rumput-rumput air.

- Sarangnya dekat air.

- Di Malaysia terdapat 11 jenis.

- Contoh : Amaurornis phonicurus ( Sribombok )

Porphyria spp

Gallicrex cinera ( Ayam-ayaman ) berwarna abu-abu.

10. Bangsa CHARADIFORMES (16 suku )

Anggota dari bangsa ini biasa ditemukan di daerah pantai/payau atau merupakan burung laut, biasanya dikenal dengan nama daerah trinil/blekok, burung camar.

Contoh familinya:

a. Suku Scolopacidae Sand piper bird = 82 jenis )

§ Yang termasuk dalam famili ini adalah trinil dengan ukuran badannya dari sedang sampai kecil.

§ Kebanyakan dari burung ini mempunyai paruh yang panjang jika dibandingkan dengan ukuran badannya, beberapa jenis diantaranya mempunyai paruh melengkung

§ Makanannya serangga, cacing, molusca, crustacea, dan binatang lain yang terdapat di air dan juga jenis tanaman

§ Biasanya jenis burung yang termasuk famili ini membuat sarangnya di tanah di antar semak-semak

§ Warna leher biasanya disesuaikan dengan keadaan kelilingnya ( bercak-bercak putih, abu-abu/hitam )

§ Macam-macam trinil banyak sekali jenisnya di Indonesia dan Malaysia ± ada 28 jenis

§ Contoh : Numenius phacopus ( burung gajah-gajahan ). Bentuk paruhnya melengkung dengan ukuran agak besar. Merupakan jenis burung pengembara. Contohnya, Tringa hypoleucos (trinil)

b. Suku Lariidae ( burung camar/gull bird = 82 jenis )

§ Jenis ini hanya terdapat di daerah pantai, muara, di tempat-tempat yang agak ke dalam dari pantai

§ Di tandai dengan sayap yang panjang, ekor panjang dengan paruh yang lurus agak gilik dengan warna yang menyala

§ Makanannya ikan

§ Sarangnya di permukaan tanah, pasir atau karang

§ Telurnya berwarna sesuai dengan lingkungannya (birok-birok abu-abu)

§ Di Indonesia dikenal 12 jenis

§ Contohnya : 1. gull : Larus sp (camar kepala hitam)

2. tern : Sterna ( camar kepala biasa )

Sterna sumatrana

11. Bangsa PSITTACIFORMES

Hanya terdapat 1 suku yaitu : suku Psittacidae (Parrot bird)

§ Yang termasuk ke dalam famili ini adalah jenis betet, burung nuri, kakatua, dsb

§ Merupakan burung-burung yang berwarna cerah dari bentuknya yang khas tetapi ukuran badannya sangat bervariasi, dari yang kecil misalnya parkit sampai dengan yang besar misalnya kakak tua, begitu juga dengan ekornya ada yang pendek dan ada juga yang panjang

§ Suaranya rebut

§ Makanannya biji-bijian, buah-buahan dan kuncup sari

§ Umumnya bersarang di lubang-lubang, warna telurnya putih

§ Jenisnya cukup banyak, diantaranya : Psitteula longicaudata ( betet berekor panjang )

§ Penyebarannya di Sumatra sampai Pulau Bangka

§ Contoh : 1. Cacatua galarita (kakatua putih jambul kuning)

2. Probosciger roscicapillus ( burung galah)

3. Ecletu roratus ( Nuri )

Bersifat dimorphisme, yang jantan berwarna merah dan yang betina berwarna hijau

12. Bangsa CUCULIFORMES (1 suku)

Suku Cuculidae ( Cuckoo bird = 127 jenis )

§ Jenis ini jarang sekali bersuara, burung ini ditandai dengan 2 kaki yang menghadap ke depan dan 2 jari kaki menghadap ke belakang ( zygodactylus )

§ Bentuknya seperti elang, sifatnya soliter yang khas umumnya tidak pernah membuat sarang sendiri dan bila bertelur tidak pernah dierami sendiri.

§ Contohnya : a. Elamator coromandus, waran hitam, putih dan merah kuncir dua

b.Centropus bengalensis (burung bubut), berbunyi pada waktu pantai surut

c. Eudynamis scolopacea (burung culik-culik) dimorphisme antara

d.Eurystomus orientalis (dollars bird), penyebarannya dari Bali sampai Australia

13. Bangsa STRIGIFORMES

a. Suku Tytonidae ( burung hantu/baru owl bird )

b. Suku Strigidae ( burung celepuk/typical owl bird )

§ Untuk membedakan kedua suku ini sukar sekali karena kedua-duanya burung hantu.

§ Sifatnya nocturnal, oleh karena itu matanya besar dan bulat.

§ Termasuk burung pemangsa, muka umumnya datar ( seperti manusia ) sedangkan kedua matanya mengarah kemuka sempurna

§ Makanannya burung-burung lain, telur-telur burung atau bangsa tikus, beberapa diantaranya ada yang memakan serangga dan juga ikan.

§ Umumnya bersarang pada lubang-lubang dipohon.

§ Telur pada umumnya berwarna putih.

§ Contoh :

a. Dari famili Tytonidae : Tyto albo ( burung hantu besar )

b. Dari famili Strigidae : Otus bakkamocna ( celepuk )

14. Bangsa CAPRIMULGIFORMES ( 4 suku )

Termasuk burung malam atau senja hari, di Indonesia terdapat 2 suku:

a. Suku Podargidae ( Frogmicuta bird )

b. Suku Caprimulgidae ( Nightjar bird )

§ Keduanya berleher pendek, kepala besar, paruhnya pendek tapi pipih, mulutnya lebar serta kakinya pendek

§ Makanannya serangga

§ Dari suku Podargidae membuat sarangnya di pohon-pohon atau di hutan-hutan, sedangkan suku Caprimulgidae membuat sarangnya di tepi pantai di tanah

§ Contoh:

Famili Podargidae : Batrachostomus affinis ( cekak gunung )

Famili Caprimulgidae: Caprimulgus indicus ( cekak biasa )

15. Bangsa APODIFORMES ( 3 suku )

Di Indonesia terdapat 2 suku :

a. Suku Apodidae.

§ Dikenal dengan nama burung walet

§ Merupakan burung-burung kecil dengan paruh kecil dan kakinya yang kecil tetapi mulutnya/gapenya lebar.

§ Sayapnya relatip panjang dan kuat, terbangnya cepat membentuk setengah lingkaran dengan ekor pendek

§ Di alam seperti burung layang-layang ( swallow )

§ Pada waktu terbang sifat terbangnya cepat dan kuat.

§ Makanannya serangga yang ditangkap pada waktu terbang

§ Sarangnya dibuat dari rumput bercampur lumpur tetapi ada juga yang berasal dari air liurnya, yang sarangnya berwarna putih bisa dimakan.

§ Di Malaysia terdapat 12 jenis

§ Berbeda dengan burung layang-layang pada umumnya tidak

§ Contoh : 1. Collocalia esculenta

- perutnya putih, bersarang di bawah jembatan

- ia tidak mempunyai sonar system dan sarangnya tidak enak dimakan

2. Collocalia maxima

- bersarang di tempat-tempat yang gelap ( di gua-gua atau benteng-benteng tua )

- Sarangnya enak dimakan

- Mempunyai sonar system (radar gelembung suara)

b. Suku Hemiproenidae

§ Ukurannya hampir menyerupai burung wallet tetapi lebih besar, dapat hinggap di kawat-kawat

§ Pada kepalanya terdapat kuncir dan sayapnya panjang, ekornya jauh lebih panjang serta membentuj garpu

§ Makanannya serangga

§ Sarangnya berbentuk seperti mangkok yang dibuat dari rumput-rumputan yang halus dan ditempatkan pada batang dengan air liurnya/saliva

§ Telurnya kadang-kadang lebih besar dari sarangnya

§ Di Jakarta disebut burung tapekong, karena banyak di klenteng Cina

§ Contohnya : Hemiproena longipennis

16. Bangsa CORACIIFORMES ( 9 suku )

Di Indonesia terdapat 5 suku, termasuk di dalamnya suku burung raja udang dan rangkong.

a. Suku Alcadinidae ( raja udang )

§ Umumnya warna dari burung ini menyala

§ Kepala besar sedangkan lehernya, sayapnya dan ekornya kecil, paruhnya panjang, lurus serta lancip

§ Makananya jenis ikan kecil, serangga air, kadal, dll

§ Umumnya membuat sarang di lubang-lubang pohon/di tepi tebing atau di sarang-sarang rayap

§ Telurnya putih, habitatnya dekat air

§ Contoh : Halcyon chloris, (raja udang, cekakak) warna hijau

Halcyon saneta, badannya lebih kotor daripada H.chloris dan ukurannya lebih kecil

Halcyon caerulescent, warna biru ukurannya lebih kecil lagi

Alleedo meninting, berwarna merah

Pelarpopsis capensis ( dilindungi Undang-Undang )

b. Suku Meropidae

§ Merupakan burung berwarna merah, hijau, coklat dan kuning.

§ Paruhnya panjang dan langsing serta agak menggelembung kebawah.

§ Memiliki kaki yang pendek, ekor yang panjang, pada beberapa jenis kadang- kadang pada bulunya terdapat bulu yang lebih panjang dari pada bulu yang lainnya.

§ Terbangnya cepat dan terlihat seperti burung layang-layang.

§ Makanannya serangga yang ditangkap pada waktu terbang.

§ Burung ini senang berkelompok, dan apabila terbang tinggi akan bersuara seperti serangga.

§ Mereka bersarang dilubang-lubang, di tepi tebing sungai yang berpasir.

§ Telurnya berwarna putih.

Contohnya : Merops superciliosus (ekor seperti tombak)

Merops viridis berwarna hijau (Burung sisrik)

    1. Suku Bucerotidae

§ Burung ini mudah ditemukan karena diparuhnya terdapat kelenjar dan umumnya burung-burung yang besar.

§ Ekornya panjang, cara terbang langsung dengan hempasan sayap yang kuat.

§ Makanannya buah-buahan.

§ Telurnya berwarna putih.

§ Memiliki sifat hidup yang spesifik, bila akan bertelur mulai membuat lubang, betina menutup lubang tersebut hingga tinggal lubang kecil saja dan jantan memberi makan betina.

§ Contohnya : 1. Anorrhinus galeritus (rangkong hitam)

2. Aceros undulatus (burung kangkareng)

3. Buceros bicornis (Enggang papan)

17. Bangsa TROGOFORMES

Hanya terdapat satu suku saja, yaitu: Trogonidae

§ Paruhnya pendek dan melebar umumnya berwarna menyala

§ Sayapnya pendek membundar, ekornya panjang dan terdenated

§ Kaki dan jari sayat lebih kecil dan lemah

§ Umumnya hidup menyendiri/soliter

§ Makanannya serangga, buah-buahan, katak dsb.

§ Contohnya : Harpaetos sumatranus

18. Bangsa PICIFORMES (7 suku)

Merupakan burung pelatuk dan di indonesia hanya terdapat dua suku, yaitu :

1. suku Captonidae (bultok/barlet = 72 jenis)

- kepalanya besar, paruhnya besar dan lebar

- ekornya pendek

- umumnya memiliki bulu berwarna hijau

2. suku Picidae (pelatuk = 208 jenis)

- paruhnya sangat kuat, berfungsi untuk mematuki batang pohon.

- kebanyakan jenis ini memiliki jambul dengan warna yang mencolok

- lidahnya sangat panjang

- makanannya serangga di pohon

- bersarang di lubang-lubang pohon

- Contohnya : Ficus v. vitatus (burung pelatuk)

19. Bangsa PASSERIFORMES

Merupakan burung yang paling sering dijumpai yang juga mempunyai jumlah suku dan jenis yang besar. Sampai saat ini diketahui bangsa ini terdiri dari 5 anak bangsa dan 68 suku.

1. Pittidae (pitta bird)

- Kebanyakan burung ini memiliki warna bulu yang kontras dan

menyolok. Paruhnya kuat dengan leher yang pendek, sayap pendek

dan membundar, ekornya sangat pendek, kaki panjang dan kuat.

- Hidupnya soliter

- Makanannya serangga dan vertebrata kecil

- Contohnya : Pitta megarhyneha (burung cacing)

2. Hirudinidae (Swallows)

- Bentuknya hampir sama dengan burung-burung walet namun tipe

kakinya passerin dan beberapa struktur anatominya

- Umumnya burung ini bercagak

- Biasanya sering bertengger di kawat listrik

- Contohnya : Hirudo rustica (burung-layang-layang pohon)

3. Campephagidae

- Bentuknya agak besar yaitu dengan panjang totalnya 127-355mm

- Umumnya agak kebiru-biruan atau coklat abu-abu hitam

- Makanannya serangga dan sedikit buah-buahan

- Contohnya : Coracina striata

4. Dicruridae (Drongos)

- Bentuknya agak mirip dengan burung gagak, berwarna hitam namun kukunya biasanya mengkilap

- Paruhnya kuat dan memiliki kait diujungnya

- Makanannya serangga

- Bersarang dipohon-pohon

- Contohnya : Dicrurus Sp. (Sri gunting)

5. Oriolidae

- Mirip dengan burung jalak, tetapi paruhnya agak melengkung dengan kaki dan ekornya pendek

- Umumnya berwarna kuning dan hitam

- Contohnya : Oriolus chinensis (Kepondang)

6. Corvidae

- Burung yang agak besar dengan paruh yang kuat

- Sayapnya besar dan kekar sedangkan ekornya pendek

- Warna bulu umumnya hitam

- Bersifat omnifora

- Contohnya : Corvus enca (burung gagak)

7. Sylvidae

- Mirip dengan burung kutilang, tetapi agak berwarna warni, kebanyakan hidup di semak-semak

- Kebanyakan sarangnya berbentuk Bangkok

- Terdapat kurang lebih 395 jenis

- Contohnya : Prinia familiares (burung prenjak)

8. Pycunotidae (bulkul family)

- Merupakan burung yang besarnya médium dengan ekor agak panjang dan sayap kecil

- Paruhnya tidak begitu kyat, begitu juga dengan kakinya

- Terbangnya undulating dari pohon ke pohon

- Bentuk sarangnya seperti mangkuk terbuka

- Contohnya : Pycnonotus caver (burung kutilang)

9. Muscicapidae

- Burung ini kebanyakan kecil-kecil dengan kaki yang agak lemah

- Paruhnya agak pipih dan pada pangkalnya terdapat bulu-bulu

- Ekornya kebanyakan kebiru-biruan sedangkan dadanya berwarna hijau coklat

- Terbangnya pendek

- Bentuk sarangnya seperti mangkuk dipohon, semak-semak atau batu karang

- Contohnya : Rhipidura javanica (burung kipas-kipasan)

10. Turdidae

- Ukuran tubuhnya bervariasi dengan paruh, sayap dan ekor yang besarnya medium

- Makanannya serangga dan buah-buahan

- Sarang berbentuk mangkuk terdapat di pohon-pohon dan semak-semak

- Contohnya : capsychus saularis (burung murai)

11. Mottacillidae

- Merupakan burung yang kebanyakan ditanah, dengan ekor panjang, paruh ramping dan kaki yang panjang

- Pada beberapa jenis burung ini ada yang ekornya selalu digerak-gerakan pada waktu ditanah

- Contohnya : Matacilla cinerea

12. Lanidae

- Merupakan burung yang berukuran sedang, dengan paruhnya kuat, ekor pendek dan kakinya agak berkembang

- Makanannya serangga, kacang-kacangan dan buah-buahan

- Contohnya ; Gracula religiosa (burung beo)

13. Nectariniidae

- Merupakan burung yang kecil, paruhnya Sangat panjang camping dan mengarah kebawah

- Sayapnya pendek, kakinya kecil dan sangay panjang

- Sarangnya berbentuk kantung yang terbuat dari ranking-ranting

- Contohnya : Anthreptes malacensis (burung madu)

14. Dicacidae

- Panjang total antara 76 sampai 100mm

- Warnanya sangat terang, paruh, ekor, sayap pendek dengan kaki yang agak lemah

- Burung jantan memiliki jalur warna merah, orange, atau kuning didadanya

- Makanannya serangga dan buah-buahan

- Contohnya : Dicaeum cruentatum (burung cabe)

15. Ploceidae

- Warna bulu dari coklat dan abu-abu sampai dengan pola-pola warna kunig, biru, hijau dan hitam

- Paruhnya pendek meruncing dan tebal, sayapnya pendek membundar hingga meruncing

- Sarangnya bermacam-macam ada yang terbuat dari rumput-rumput, diatas gedung , dikebun dll

- Makanannya serangga dan biji-bijian

- Banyak dijumpai bergerombol

- Contohnya : Passer monianus (burung pipit)

16. Irenidae

- Bulunya berwarna hijau rumput dan hitam dengan beberapa tempat berwarna biru

- Sayap sedang dan membundar, ekor pendek dan kaki agak pendek

- Terbangnya dari pohon kepohon

- Sarangnya berbentuk mangkuk dipohon

- Contohnya : Chloropsis cyanopogon (burung daun)

17. Timaliidae

- Bulunya halus dan pada ekor agak panjang

- Paruhnya dari mulai kecil dan lemah sampai kepanjang

- Sayapnya pendek dan bundar, kakinya kuat

- Hidupnya soliter maupun berkelompok

- Makanannya serangga dan buah-buahan

- Contohnya : Eupetes macrocerus

Daftar Pustaka

Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Jogyakarta : Kanisius.

Kimball, John W.1983. Biologi Jilid 2.Jakarta : Erlangga.

Tim Dosen. Diktat Kuliah. Fisiologi Hewan. Jakarta : Unindra.

Wilson, J.A.1979. Principles of Animalia Physiology. Second Edition. New York: MacMillan Publishing Co. Inc.

http://biologi-suwoto-banjarnegara.blogspot.com/2008_07_01_archive.html

http://www.wikipedia.com/burung

modul aves. Dari pak wartono

1 komentar:

tiwiew mengatakan...

thx all lot yaaaa artikelnya......smoga bermanfaat.....^_^

[url=http://www.myniceprofile.com/picture-comments-8774.html][img]http://i.myniceprofile.com/87/8774.gif[/img][/url]