Label

Selasa, 28 Juli 2009

reptil

PEMBAHASAN

A. Pengantar

Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptil adalah hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Dari segi evolusinya reptilian berasal dari amphibi dan selanjutnya reptilian akan terjadi burung dan mamalia. Pada zaman mesozoik reptilian merupakan kelompok vertebrata yang dominant. Beberapa anggota reptilian baru muncul pada akhir periode trias, tetapi beberapa anggota yang lain lenyap pada masa itu juga.

Dibandingkan dengan amphibi reptilia terbilang lebih maju hidup didarat. Hal ini dikarenakan:

1. Adanya cangkang pada telur dan adanya amnion pada embrio sehingga menjamin perlindungan terhadap bahaya kekeringan pada telur-telur yang diletakkan didarat.

2. Sisik epidermis yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh fisik (misal luka) dan juga sebagai pelindung terhadap kekeringan[1]

Selain itu reptilia merupakan binatang merayap yang tubuhnya ditutupi oleh kulit (Kadang-kadang sebagai sisik) dari zat tanduk. Kulit atau sisik tidak berlendir karena sangat sedikit mempunyai kelenjar pada kulit.

B. Gambaran Umum

Ciri-ciri hewan reptilia adalah seperti berikut :

Kulit bersisik kering.

Bernafas dengan paru-paru.

Biasanya bertelur dan telur bercangkang keras.

Beberapa reptilia mempunyai empat kaki dan beberapa lagi tidak berkaki.

Berdarah dingin (suhu badan berubah mengikut suhu persekitaran).

Karena reptilia berdarah dingin, maka mereka tidak dapat mengontrol suhu badan mereka. Hewan reptilia mempunyai kulit yang bersisik yang terdiri dari selaput bertulang atau bergading, mempunyai kaki yang pendek atau tidak mempunyai kaki langsung. Kebanyakan reptilia bertelur (oviparous), walaupun beberapa adalah (ovoviviparous), menyimpan telur di dalam perut induknya sampai menetas.

Telur reptilia mempunyai kuning telur berzat dan kulit telur yang kuat seperti kulit. Telur dieramkan di dalam sarang yang berbentuk seperti gua atau lubang yang tertutup dedaunan seperti buaya atau ular, maupun dalam tanah seperti penyu. Reptilia tidak mempunyai tingkat larva, seperti amphibia. Telur reptilia juga mempunyai kulit yang kuat dan tidak diselaputi gel. Terdapat 5000-6000 spesies reptilia dalam empat ordo dan tiga sub-kelas.

Beberapa sistem yang terjadi pada reptilia:

  1. Sistem Pencernaan

Pada sistem pencernaan dibedakan antara tractus digestivus dan glandula digestoria.

a. Tractus Digesntivum

Terdiri dari: cavum oris, pharynx, esophagus, vetriculus, intestinum tenve, cecum, intestinum crassum dan cloaca. Didalam cavum oris terdapat dentes yang berbentuk canus. Dentes ini berbentuk pleurodont, artinya menempel pada sisi samping gingiva, sedikit melengkung ke arah medial cavum oris. Pada mabouya tidak kita jumpai dentes palatini. Selain itu dalam cavum oris terdapat lingua yang berpangkal pada Os hyldeum di sebelah caudal cavum oris, ujungnya bersifat befida.

Ventriculus pada mabouya ini berdinding musular yang tebal dari bentuk cylindris. Intestinum crassum berfungsi sebagai rectum. Cecum merupakan batas antara instestinum tenve dan intestinum crassum.

b. Glandula digestaria

Terdiri dari hepar dan pancreas, empedu yang dihasilkan oleh hepar ditampung kantong yang disebut vesica fellea. Hepar terdiri atas 2 lobi, yaitu sinister dan dexter dan berwarna coklat kemerahan. Vesica fellea terletak pada tepi coudal lobus dexter hepatis. Pancreas terletak dalam suatu lengkung antara ventriculus dan duodenum. Ductus cysticus dari vesica fellea menuju jaringan pancreas bergabung dengan ductulli pancreatici, kemudian keluar menjadi satu ductus yang besar disebut hepato-pancreaticus atau ductus choledochus yang bermuara pada duodenum. Ventriculus terikat pada dinding tubuh dengan perantaraan suatu alat penggantung yang disebut mesogastrium. Kemudian alat penggantung instestinum tenue disebut mesenterium, alat penggantung intestinum crassum (rectum) disebut mesorectum. Antara permukaan dorsal hepar dan ventriculus terdapat suatu lipatan tipis yaitu omentum gastrohepaticum. Omentum ini memanjang ke caudal disebut omentum duodeno-hepaticum yang menghabungkan hepar dengan duodenum.

  1. Sistem Respirasi

Umumnya reptilia mempunyai trachea yang panjang dimana dindingnya dilengkapi oleh sejumlah cincin cartilago.

Larinx terletak di ujung anterior trachea. Dinding larinx ini dilengkapi oleh cartilago cricoida dan cartilago anytenoidea.

Kearah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus kanan dan bronchus kiri, yang masing-masing menuju ke pulmo kanan dan pulmo kiri. Bentuk Pulmo lacertilia dan ophidia reptilia relatif sederhana. Pada beberapa reptilia, bagian internal pulmo terbagi tidak sempurna dan menjadi 2 bagian, yaitu bagian anterior berdinding saccuter sedang bagian posterior berdinding licin, tidak vasculer dan berfungsi terutama untuk reservoir. Pada ular umumnya pulmo mempunyai lekukan-lekukan yang asymetris, dan pulmo kanan selalu sangat pamang.

Sistem respirasi pada mabounya seperti ini sudah setingkat lebih tinggi bila dibandingkan dengan respirasi rana Sp. Rana Sp tidak mempunyai trachea sedang Mabouya Sp. mempunyai trachea. Tractus respiratorius pada mabouya mulai dari cranial terdiri dari:

Larinx rima glottides trachea biffucatio trachea bronchus pulmo

  1. Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme. Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.

  1. Sistem Peredaran darah

Terdiri dari 2 atria, yaitu atrium dextrum dan sinistrum, 2 ventriculus yaitu ventriculus dexter serta ventriculus sinister, dan sinus venosus.

Atrium dextrum dipisah dengan atrium sinistrum oleh septum atriarum. Antara atrium dan ventriculus ada sekat yang disebut apertura atriovenricularis dengan katup valvula atrioventricularis.

Ventriculus dexter dipisah dari ventriculus sinister oleh septum ventriculorum ialah tidak sempurna sehingga darah di ventriculus dexter dan sinister untuk sebagian masih tercampur.

Dari ventriculus dexter keluar areus aortae sinister yang membelok ke kiri, dan arteria pulmanalis yang bercabang dua masing-masing ke pulmo. Dari ventruculus sinister keluar arcus aortae dexter yang membelok ke kanan dan mempercabangkan sebuah arteria yang berjalan ke arah cranial yaitu arteria carotis communis. Arteria carotis communis ini akan bercabang dua menjadi arteria carotis communis dexter dan sinister yang masing-masing baik dexter maupun sinister akan bercabang lagi menjadi arteria carotis externa dan interna.

Arteria carotis communis interna kiri akan membuat suatu hubungan dengan arcus aortae sinister. Arcus aortae dexter dan sinister, masing-masing berjalan ke caudal dan keduanya bertemu di medial untuk menjadi satu pembuluh yang besar disebut aorta dorsalis.

Sebelum kedua arcus aortae ini bertemu, arcus aortae dexter terlebih dulu mempercabangkan arteria esophagus yang menuju ke esophagus, kemudian juga mempercabangkan arteria subelavia dexta dan sinistra yang menuju ke extremitas anterior.

Sinus venosus menerima darah dari vanae besar, ialah vena cova superior dexta dan sinistra, dan vena cava inferior yang datang dari bagian caudal tubuh setelah menerima vena hepatica terlebih dulu. Dari sinus venosus darah kemudian menuju ke atrium dextrum. Yang masuk ke atrium sinistrum ialah vanae pulmonalis yang berisi darah arterial dari pulmo.

  1. Sistem Reproduksi

Jantan

Memiliki alat kelamin khusus : HEMIPENIS

Sepasang testis

Memiliki epididimis

Memiliki vas deferens

Betina

Memiliki sepasang ovarium

Memiliki saluran telur (oviduk)

Berakhir pada saluran kloaka

Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.

Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.

Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.

  1. Sistem Syaraf

C. Klasifikasi

Klasifikasi reptil, pada awalnya didasarkan atas arsitektur tengkoraknya. Formulasi ini dikemukakan oleh Osborn tahun 1903, yaitu ditunjukkan dengan adanya ciri-ciri tengkorak: anapsid, diapsid, synapsid (parapsid). Sekarang klasifikasi reptil tersebut telah banyak berubah, dan dibagi menjadi 4 ordo: Testudinata, Rhynchocephalia, Squamata dan Crocodilia.

1. Ordo Testudinata

Terdiri dari dua subordo:

a. Subordo Cryptodira

Subordo Cryptodira merupakan kura-kura darat, semi akuatik dan ada pula yang akuatik. Keistimewaan dari anggota subordo ini adalah kepalanya dapat ditarik ke dalam cangkang membentuk huruf S, mempunyai 12 sisik plastral, dan 9-8 tulang plastral. Pada sebangsa kura-kura, jumlah sisik, keping maupun susunan tulang sangat penting artinya terutama dalam mengidentifikasi jenisnya (Zug, 1993).

Karapaks Subordo Cryptodira bermacam-macam, mulai dari tipis hingga tebal, dengan warna dan bentuk yang bermacam-macam pula (cembung, kotak, bulat, tebal) sesuai dengan lingkungan hidup masing-masing jenisnya. Subordo Cryptodira dibagi dalam 11 famili diantaranya :

1) Famili Chelydridae (contoh : Chelydra serpentina)

Superfamilia Testudinoidea

Famili Geoemydidae

Fosilnya anggota famili ini banyak ditemukan pada Jaman Krestasea Atas di Eropa. Dulunya Geoemydidae atau lebih dikenal sebagai Bataguridae dianggap sebagai satu suku dengan suku kura–kura air tawar Amerika Selatan. Anggota yang terbesar, yaitu Bajuku atau Biuku, yang berada di Sumatera dan Kalimantan dapat mencapai 1170 mm. Adapun jenis-jenis anggota famili ini yang ada di indonesia antara lain Batagur baska, Callagur borneoensis, Geoemyda japonica, Malayemys subtrijuga, Notochelys platinota, Orlitia borneensis, Siebenrockiella crassicollis, Coura amboinensis, Cyclemys dentata dan Heosemys spinosa.

Famili Testudinidae

Famili ini memiliki banyak anggota, yang paling terkenal terdapat di Kepulauan Galapagos dan Kepulauan Secheyles. Pada kedua kepulauan tersebut mereka dikenal sebagai kura–kura purba dan kura-kura raksasa. Di Indonesia fosilnya hewan ini dijumpai di Jawa, Flores, Timor dan Sulawesi. Kura–kura Kuning di Sulawesi dan Baning yang terdapat di hutan–hutan Sumatera dan Kalimantan merupakan kerabat kedua anggota famili di Kepulauan Galapagos dan Kepulauan Secheyles yang masih hidup di Indonesia. Di Asia Tenggara terdapat tiga genus yaitu Indotestudo dan Manouria yang masih hidup dan diwakili oleh satu jenis saja di Indonesia, dan Geochelone yang ditemui dalam bentuk fosil di Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Contohnya : Geochelone gigantean, Testudo hermanii, Testudo elephantopus (Iskandar, 2000).

Famili Emydidae

Sebagian besar anggota famili ini merupakan kura-kura semiakuatik. Ada beberapa jenis yang hidup di air laut ( Malaclemys terrapin), ada yang hidup di darat (beberapa spesies Terrapene) dan ada yang sepenuhnya akuatik( Terrapene coabuila). Sebagaian besar merupakan omnivora akan tetapi terdapat beberapa jenis yang murni karnivora ( misalnya genus Emydoidea dan Deirochelys). Anggota famili ini mempunyai cangkang yang keras. Terdiri dari 12 genera dan kurang lebih 39 spesies. Di indonesia, beberapa jenis kura-kura anggota famili ini merupakan hewan import yang diperdagangkan bebas, misalnya Trachemys scripta ( kura-kura brazil).

2) Superfamilia Trionychoidea

- Famili Carettochelydae

- Famili Trionychidae

- Famili Kinosternidae

- Famili Dermatemydidae

Kura-kura ini memiliki penyebaran paling luas di dunia. Terdapat diseluruh benua, kecuali Australia yang hanya berupa fosil saja. Tiap genus dari suku ini hanya memiliki satu sampai tiga anggota saja yang dapat dibedakan dengan mudah dari perisainya yang berasal dari tulang rawan dan ekornya yang agak panjang. Pada beberapa jenis, kaki belakangnya dapat disembunyikan dalam suatu katub perisai. Lehernya relatif panjang, sehingga kepalanya hampir dapat mencapai bagian belakang tubuhnya. Lubang hidungnya terletak pada ujung moncong yang kecil dan pendek. Ukurannya dapat mencapai panjang satu meter, dengan berat satu kuintal. Adapun beberapa jenis anggota super famili ini yang berada di indonesia adalah Amyda cartilaginea (bulus), Dogania subplana ( labi-labi hutan), Pelodiscus sp., Chitra chitra (manlai/labi-labi bintang), Pelochelys bibroni ( labi-labi irian), Pelochelys cantori ( antipa/labi-labi raksasa), dan Charettochelys insculpta ( moncong babi). (Iskandar, 2000).

3) Superfamilia Chelonioidea

Famili Cheloniidae

Famili ini dapat dibedakan dengan famili lainnya dengan dua ciri khas yakni adanya keping inframarginal yang menghubungkan perisai perut dan perisai punggung dan juga kaki yang berbentuk dayung. Kaki depannya umumnya hanya mempunyai satu cakar, bila ada cakar kedua biasanya berukuran sangat kecil. Hewan jantan biasanya memiliki cakar depan dan ekor yang lebih panjang. Ia mempunyai lubang hidung yang terletak agak dekat permukaan atas tengkorak untuk memudahkan mengambil udara untuk bernafas (Iskandar, 2000).

Semua anggota Famili Cheloniidae hidup di laut tropik, subtopik, terkadang ada di daerah dengan iklim temperate. Penyu ini tersebar luas di samudra-samudra di seluruh dunia. Dari tujuh spesies anggota famili ini, enam diantaraya ditemuan di Indonesia. Adapun contoh spesies anggota famili ini antara lain Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu Sisik ( Eretmochelys imbricata), Penyu hijau (Chelonia mydas), dan penyu tempayan (Caretta caretta). Perkawinan terjadi di laut, karenanya hewan yang jantan tidak pernah naik ke daratan, hanya yang betina saja yang naik untuk bertelur (Iskandar, 2000).

Famili Dermochelyidae

Satu-satunya anggota dari famili ini yang masih tersisa adalah Penyu Belimbing. Penyu ini mempunyai persebaran yang luas, hingga ke daerah beriklim dingin. Ciri–ciri penyu ini adalah warna tubuh hitam sampai abu–abu kehijauan, kaki tidak bercakar dan perisai ditutupi oleh kulit sebanyak tujuh lipatan memanjang dan berbintik putih tanpa keping yang jelas. Penyu ini dapat dengan mudah dibedakan dengan ciri perisainya yang dibentuk oleh tulang–tulang kecil yang tertanam dibawah kulit yang tersusun dalam tujuh baris yang membentuk lunas pada perisai punggungnya. Perisai perutnya pun tersusun sedemikian rupa sehingga terdapat dua baris yang rapat bersebelahan. Anakannya berwarna hitam dengan bagian bawahnya berwarna coklat (Iskandar, 2000). Contoh spesies anggota famili ini adalah Dermochelys coriacea.

b. Subordo Pleurodira

Sub-ordo Pleurodira merupakan kura-kura akuatik dengan ciri memiliki leher yang panjang. Kepalanya dapat dilipat ke samping badan namun tidak dapat ditarik ke dalam tempurungnya. Karapaks biasanya berbentuk oval dan berwarna gelap, memiliki 13 sisik plastral dan 9-11 tulang plastral. Pelvisnya bersatu dengan tempurung/cangkang. Merupakan hewan karnivora, pemakan siput, kura-kura, dan amphibi (Zug, 1993).

Subordo Pleurodira dibagi menjadi 3 Famili yaitu:

- famili Chelidae

- famili Pelomedusidae

- famili Podocnemididae

Contoh dari Subordo Pleurodira antara lain : Chelodina oblonga, Eydura subglobosa (Famili Chelidae), dan Pelomedusa subrufa (Famili Pelomedusidae) (Zug, 1993).

Famili Chelidae

Famili ini terdiri dari kurang lebih 17 genus dan 54 spesies. Famili ini dapat dikenali dari lehernya yang tidak dapat dimasukkan ke dalam perisainya, dan bagian perisainya mempunyai keping intergular. Famili ini dianggap lebih primitif daripada kura–kura yang dapat menyembunyikan lehernya dalam perisai. Diperkirakan nenek moyangnya telah ada sejak 223 juta tahun yang lalu, berdasarkan fosil–fosil dari Genus Chelodina, Elseya, dan Emydura. Genus Chelodina dikenali dari kaki depan dengan empat kuku, keping intergular yang tidak berhubungan dengan tepi perisai yang relatif panjang. Genus ini dibagi menjadi dua, yakni kura–kura dengan leher panjang dan kepala yang juga relatif panjang dan kelompok yang kedua adalah kura–kura dengan panjang leher sedang dan kepala relatif pendek dan lebih besar (Iskandar, 2000).

2. Ordo Rhynchocephalia

Merupakan kelompok reptile primitive yang kadang-kadang disebut sebagai fosil hidup. Bentuk tubuhnya mirip anggota-anggota lacertilian pada umumnya, tetapi berbeda dengannya terutama karena tengkoraknya bersifat diosit(mempunyai 2 cekungan di daerah temporal).

Gigi-gigi terdapat pada prunaicilla, maxilla, palatinum, dan dentale. Tulang-tulang gostralia(tulang-tulang perut) berkembang baik. Celah kloaka melintang. Diatap kepala terdapat mata parietal dengan lensa dan retina. Pada hewan muda, mata parietal tampak lebih jelas karena kulit yang menutupnya bening, tetapi pada saat dewasa kulit tersebut menebal. Alat ini di duga peka terhadap panas dan cahaya. Ordo ini mencakup satu familia, yaitu Sphenodontidae dengan spesies Sphenodon punctatus.

3. Ordo Squamata

Adapun ciri-ciri umum anggota ordo Squamata antara lain tubuhnya ditutupi oleh sisik yang terbuat dari bahan tanduk. Sisik ini mengalami pergantian secara periodik yang disebut molting. Sebelum mengelupas, stratum germinativum membentuk lapisan kultikula baru di bawah lapisan yang lama. Pada Subordo Ophidia, kulit/ sisiknya terkelupas secara keseluruhan, sedangkan pada Subordo Lacertilia, sisiknya terkelupas sebagian. Bentuk dan susunan sisik-sisik ini penting sekali sebagai dasar klasifikasi karena polanya cenderung tetap. Pada ular sisik ventral melebar ke arah transversal, sedangkan pada tokek sisik mereduksi menjadi tonjolan atau tuberkulum. Anggota squamata memiliki tulang kuadrat, memiliki ekstrimitas kecuali pada Subordo Ophidia, Subordo Amphisbaenia, dan beberapa spesies Ordo Lacertilia. Perkembangbiakan ordo squamata secara ovovivipar atau ovipar dengan vertilisasi internal. Persebaran Squamata sangat luas, hampir terdapat di seluruh dunia kecuali Arktik, Antartika, Irlandia, Selandia Baru, dan beberapa pulau di Oceania. (Zug, 1993)

Ordo Squamata dibedakan menjadi 3 sub ordo yaitu :

a. Subordo Lacertilia/ Sauria

Subordo Lacertilia umumnya adalah hewan pentadactylus dan bercakar, dengan sisik yang bervariasi. Sisik tersebut terbuat dari bahan tanduk namun ada pula yang sisiknya termodifikasi membentuk tuberkulum. Dan sebagian lagi menjadi spina. Sisik-sisik ini dapat mengelupas. Pengelupasannya berlangsung sebagian dalam artian tidak semua sisik mengelupas pada saat yang bersamaan (Zug, 1993).

Ciri lain yang membedakan dari Subordo Ophidia adalah rahang bawahnya yang bersatu pada rahang atas pada bagian yang disebut satura. Selain itu pada Lacertilia mereka memiliki kelopak mata dan lubang telinga. Selain itu pada beberapa anggota Subordo Lacertilia, ada yang dapat melepaskan ekornya. Contohnya pada Mabouya sp (Zug, 1993).

Lidah Lacertilia panjang dan adapula yang bercabang. Pada beberapa spesies lidah ini dapat ditembakkan untuk menangkap mangsa seperti pada Chameleon sp.

Dari kesemua famili anggota lacertilia, terdapat 4 famili yang ada di indonesia, yaitu Agamidae, Gekkonidae, Scincidae, Varanidae.

Agamidae

Famili ini memiliki ciri badan pipih, tubuhnya ditutup sisik bentuk bintil atau yang tersusun seperti genting, demikian pula dengan kepalanya penuh tertutup sisik. Lidahnya pendek, tebal, sedikit berlekuk di ujung serta bervilli. Jari-jarinya kadang bergerigi atau berlunas Tipe gigi acrodont. Pada Draco volans memiliki pelebaran tulang rusuk dengan lipatan kulit. Habitatnya di pohon dan semak.

Scincidae

Ciri umum dari famili ini adalah badannya tertutup oleh sisik sikloid yang sama besar, demikian pula dengan kepalanya yang tertutup oleh sisik yang besar dan simetris. Lidahnya tipis dengan papilla yang berbentuk seperti belah ketupat dan tersusun seperti genting. Tipe giginya pleurodont. Matanya memiliki pupil yang membulat dengan kelopak mata yang jelas. Ekornya panjang dan rapuh. Contoh spesies famili ini adalah Mabouya multifasciata.

Varanidae

Ciri dari famili ini adalah badannya yang besar dengan sisik yang bulat di bagian dorsalnya sedang di bagian ventral sisik melintang dan terkadang terdapat lipatan kulit di bagian leher dan badannnya. Lehernya panjang dengan kepala yang tertutup oleh sisik yang berbentuk polygonal. Lidahnya panjang bercabang dan tipe giginya pleurodont. Pupil matanya bulat dengan kelopak dan lubang telinga yang nyata (Zug, 1993).

Anggota famili ini yang terbesar adalah komodo ( Varanus komodoensis ) yang panjangnya dapat lebih dari 3 meter. Komodo persebarannya terbatas di beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara. Suku varanidae terdiri dari dua kelompok yang sedikit berbeda, yaitu marga Varanus yang besar ( lebih dari 35 spesies di seluruh dunia) dan marga Lanthanous yang sejauh ini berisi spesies tunggal L. Borneensis yang bersalah dari kalimantan. Marga Lanthanous ini merupakan biawak yang bertubuh kecil dan tanpa lubang telinga.

Gekkonidae

Gekkonidae banyak ditemukan di iklim yang hangat. Memiliki keunikan yang berbeda dengan famili yang lain dari vokalisasinya, ketika bersosialisasi dengan gecko yang lain. Kebanyakan gecko tidak mempunyai kelopak mata, melainkan matanya dilapisi membrane transparan yang dibersihkan dengan cara dijilat. Banyak spesies anggota gekkonidae yang memiliki jari khusus yang termodifikasi untuk memudahkannya memanjat permukaan vertikal maupun melewati langit-langit dengan mudah

Kebanyakan gecko berwarna gelap namun ada pula yang berwarna terang. Beberapa spesies dapat mengubah warna kulitnya untuk membaur dengan lingkungannya ataupun dengan temperature lingkungannya. Beberapa spesies dapat melakukan parthenogenesis dan juga beberapa spesies betina dapat berkembang biak tanpa pembuahan.

b. Subordo Serpentes/ Ophidia

Subordo serpentes dikenal dengan keunikannya yaitu merupakan Reptilia yang seluruh anggotanya tidak berkaki (kaki mereduksi) dari ciri-ciri ini dapat diketahui bahwa semua jenis ular termasuk dalam subordo ini. Ciri lain dari subordo ini adalah seluruh anggoanya tidak memiliki kelopak mata. Sedangkan fungsi pelindung mata digantikan oleh sisik yang transparan yang menutupinya. Berbeda dengan anggota Ordo Squamata yang lain, pertemuan tulang rahang bawahnya dihubungkan dengan ligament elastis (Zug, 1993).

Keunikan lain yang dimiliki oleh subordo ini adalah seluruh organ tubuhnya termodifikasi memanjang. Dengan paru-paru yang asimetris, paru-paru kiri umumnya vestigial atau mereduksi. Memiliki organ perasa sentuhan (tactile organ) dan reseptor yang disebut Organ Jacobson ada pula pada beberapa jenis yang dilengkapi dengan Thermosensor. Ada sebagian famili yang memiliki gigi bisa yang fungsinya utamanya untuk melumpuhkan mangsa dengan jalan mengalirkan bisa ke dalam aliran darah mangsa (Zug, 1993).

Ada 4 tipe gigi yang dimiliki Subordo Serpentes, yaitu :

Aglypha : tidak memiliki gigi bisa. Contohnya pada Famili Pythonidae, dan Boidae.

Proteroglypha : memiliki gigi bisa yang terdapat di deretan gigi muka (bagian depan). Contohnya pada Famili Elapidae dan Colubridae.

Solenoglypha : memiliki gigi bisa yang bisa dilipat sedemikian rupa pada saat tidak dibutuhkan. Contohnya pada Famili Viperidae.

Ophistoglypha : memiliki gigi bisanya yang terdapat di deretan gigi belakangnya. Contohnya pada Famili Hydrophiidae

Sedangkan untuk bisa ular, terdapat 3 jenis bisa yang digunakan untuk melumpuhkan mangsa, perlindungan diri ataupun untuk membantu pencernaannya, yaitu :

Haemotoxin : bisa yang menyerang sistem peredaran darah yaitu dengan cara menyerang sel-sel darah. Contoh famili yang memiliki bisa tipe ini adalah: Colubridae dan Viperidae.

• Cardiotoxin : masih berkaitan dengan sistem peredaran darah, bisa jenis ini menyerang jantung dengan cara melemahkan otot-otot jantung sehingga detaknya melambat dan akhirnya dapat berhenti. Contoh Famili yang memiliki bisa jenis ini tidak spesifik. Dalam arti, banyak famili yang sebagian anggotanya memiliki bisa jenis ini.

• Neurotoxin : bisa yang menyerang syaraf, menjadikan syaraf mangsanya lemah sehingga tidak dapat bergerak lagi dan dapat dimangsa dengan mudah. Famili Elapidae dan Hydrophiidae adalah contoh famili yang memiliki bisa tipe ini.

Diantara famili-famili di atas, yang terdapat di Indonesia antara lain:

Typhlopidae

Typhlopidae atau banyak dikenal dengan sebutan ular buta karena memiliki mata yang vestigial. Kepalanya bulat, dengan ekor yang pendek dan pada ujungnya terdapat sisik yang mengalami penandukan. Secara keseluruhan badannya pun berbentuk bulat dan panjangnya hanya mencapai kurang lebih 30cm. Hidupnya di bawah tanah, di dalam serasah, atau meliang. Genusnya yang paling dikenal adalah dari Genus Typhlops sedangkan yang lainnya adalah Xenotyphlops, Acutotyphlops,dan lain-lain. Terdiri dari 6 genus dengan 240 spesies. Umumya ditenukan di daeran tropis di Asia, Afrika, dan Amerika.

Boidae

Boidae dikenal sebagai famili ular pembelit, habitatnya biasanya arboreal. Dengan persebaran di Columbia, Suriname, Bolivia, Argentina, dan Asia. Pembuluh darah dan organ pernafasannya masih primitive, memiliki sisa tungkai belakang yang vestigial. Moncongnya dapat digerakkan. Tipe giginya aglypha. Famili ini memiliki genus diantaranya: Acrantophis, Boa, Candoia, Corallus, Epicrates, Eryx, Eunectes, Gongylophis, dan Sanzinia.

Hydropiidae

Hydrophiidae merupakan famili dari ular akuatik yang memiliki bisa yang tinggi. Tipe gigi bisa yang dimiliki anggota famili ini kebanyakan Proteroglypha dengan tipe bisa neurotoxin. Biasanya warnanya belang-belang dan sangat mencolok. Bagian ekor termodifikasi menjadi bentuk pipih seperti dayung yang befungsi untuk membantu pergerakan di air. Persebaran anggota famili ini di perairan tropis yaitu kebanykan di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik bagian barat. Untuk spesies Pelamis platurus persebarannya hingga Samudra Pasifik Timur dan untuk Aipysurus laevis cenderung untuk hidup di daerah terumbu karang. Kebanyakan hidup di dasar laut dengan sesekali naik ke permukaan untuk bernafas

Elapidae

Elapidae merupakan famili yang anggotanya kebanyakan ular berbisa yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis.terdiri dari 61 genus dengan 231 spesies yang telah diketahui. Biasanya memiliki gigi bisa tipe Solenoglypha dan ketika menutup gigi bisanya akan berada pada cekungan di dasar bucal. Bisa tipe neurotoxin. Dekat kekerabatannya dengan Famili Hydrophiidae. Pupil mata membulat karena kebanyakan merupakan hewan diurnal. Famili ini dapat mencapai ukuran 6m (Ophiophagus hannah) dan biasanya ovipar namun adapula yang ovovivipar (Hemachatus).

Colubridae

Famili ini memiliki ciri yang dapat membedakan dengan famili yang lain diantaranya sisik ventralnya sangat berkembang dengan baik, melebar sesuai dengan lebar perutnya. Kepalanya biasanya berbentuk oval dengan sisik-sisik yang tersusun dengan sistematis. Ekor umumnya silindris dan meruncing. Famili ini meliputi hampir setengah dari spesies ular di dunia. Kebanyakan anggota famili Colubidae tidak berbisa atau kalaupun berbisa tidak terlalu mematikan bagi manusia. Gigi bisanya tipe proteroglypha dengan bisa haemotoxin Genusnya antara. lain: Homalopsis, Natrix, Ptyas, dan Elaphe.

Viperidae

Famili ini memiliki gigi bisa solenoglypha dengan bisa jenis haemotoxin. Famili ini kebanyakan merupakan ular terran yang hidup di gurun. Namun ada pula yang hidup di daerah tropis. Tersebar hampir di seluruh dunia. Sisiknya biasanya termodifikasi menjadi lapisan tanduk tebal dengan pergerakan menyamping. Memiliki facial pit sebagai thermosensor. Kebanyakan anggota familinya merupakan hewan yang ovovivipar dan beberapa ada yang bertelur. Subfamili yang ada di Indonesia adalah Crotalinae yang terdiri dari 18 genus dan 151 spesies.

Pythonidae

Python merupakan famili dari ular tidak berbisa. Beberapa mengelompokkannya sebagai subfamili dari Boidae yaitu Pythoninae. Pythonidae dibedakan dari Boidae karena mereka punya gigi di bagian premaxila, semacan tukang kecil di bagian paling depan dan tengah dari rahang atas. Kebanyakan hidup di daerah hutan hujuan Tropis. Merupakan ular yang tercatat mampu mencapai ukuran paling besar, 10m (Python reticulatus). Beberapa spesies menunjukkan adanya tulang pelvis dan tungkai belakang yang vestigial berupa taji di kanan dan kiri kloaka. Taji ini lebih besar pada yang jantan dan berguna untu merangsang pasangannya pada saat kopulasi.

Xenopeltidae

Xenopeltidae atau biasa dikenal dengan ular pelangi karena sisiknya berkilau bila terkena cahaya. Famili ini mempunyai lapisan pigmen yang gelap di bagian bawah permukaan tiap sisiknya yang menambah terang kilauannya. Salah satu spesiesnya Xenopeltis unicolor merupakan binatang peliang yang mengahabiskan waktunya di dalam tanah. Banyak ditemukan di Cina Selatan sampai Asia Tenggara (Zug, 1993).

c. Subordo Amphisbaenia

Subordo Amphisbaenia merupakan bagian dari Ordo Squamata yang tidak berkaki namum memiliki kenampakan seperti cacing karena warnanya yang semu merah muda dan sisiknya yang tersusun seperti cincin. Kelangkaanya dan kehidupnya yang meliang menjadikan sedikit keterangan yang bisa diketahui dari subordo ini (Zug, 1993).

Kepalanya tidak memisah dari lehernya, tengkorak terbuat dari tulang keras, memiliki gigi median di bagian rahang atasnya tidak memiliki telinga luar dan matanya tersembunyi oleh sisik dan kulit. Tubuhnya memanjang dan bagian ekornya hampir menyerupai kepalanya (Zug, 1993).

4. Ordo Crocodilia

Ordo crocodylia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar di antara reptil lain. Kulit mengandung sisik dari bahan tanduk. Di daerah punggung sisik-sisik itu tersusun teratur berderat ke arah ternversal dan mengalami penulangan membentuk perisai dermal. Sisik pada bagian dorsal berlunas, pada bagian lateral bulat dan pada bagian ventral berbentuk segi empat. Kepala berbentuk piramida, keras dan kuat, dilengkapi dengan gigi-gigi runcing bertipe gigi tecodont. Mata kecil terletak di bagian kepala yang menonjol ke dorso-lateral. Pupil vertikal dilengkapi selaput mata, tertutup oleh lipatan kulit yang membungkus tulang sehingga lubang tersebut hanya nampak seperti celah. Lubang hidung terletak pada sisi dorsal ujung moncong dan dilengkapi dengan suatu penutup dari otot yang dapat berkontraksi secara otomatis pada saat buaya menyelam. Ekor panjang dan kuat. Tungkai relatif pendek tetapi cukup kuat. Tungkai belakang lebih panjang, berjari 4 dan berselaput. Tungkai depan berjari 5 tanpa selaput.

Jantung buaya memiliki 4 ruang namun sekat antar ventrikel kanan dan kiri tidak sempurna yang menyebabkan terjadinya percampuran darah. Pada jantungnya memiliki foramen panizza. Crocodilia merupakan hewan poikilotermik sehingga kebanyakan akan berjemur di siang hari unutk menjaga suhu tubuhnya. Mereka berburu di malam hari. Crocodilian dewasa terutama yang dominan memiliki teritori tersendiri, namun pada musim kering teritori tersebut dilupakan karena daerah mereka menyempit akibat kekeringan (Goodisman, 2002).

Famili Alligatoridae

Famili Alligatoridae memiliki ciri-ciri bentuk moncongnya yang tumpul dengan deretan gigi pada rahang bawah tepat menancap pada gigi yang terdapat pada rongga pada deretan rahang atas sehingga pada saat moncongnya mengatup hanya deretan gigi pada rahang atasnya saja yang terlihat.dapat mencapai umur maksimal hingga 75 tahun. Tahan terhadap suhu rendah.memiliki lempeng tulang pada punggung dan bagian perut bawah memiliki sisik dari bahan tanduk yang lebar.yang berjumlah lebih dari 6 sisik.

Famili Crocodylidae

Ciri-ciri Famili Crocodilidae adalah moncongnya meruncing dengan bentuk yang hampir segitiga dan pada saat mengatup, kedua deret giginya terlihat dengan jelas. Kedua tulang rusuk pada ruas tulang belakang pertama bagian leher terbuka lebar. Terdapat pula baris tunggal sisik balakang kepala yang melintang yang tidak lebih dari 6 buah di bagian tengkuk.

Famili Gavialidae

Famili Gavialidae memiliki bentuk moncong yang memanjang dan pada saat moncong tersebut menangkup, kedua deret gigi yaitu yang berada di rahang atas dan rahang bawah terlihat berseling. Ujung moncongnya melebar dan bersegi 8. sekilas bentuknya mirip dengan Tomistoma schlegelii.

Spesies anggota Famili Crocodilidae yang ada di Indonesia adalah :

a. Crocodylus novaguineae (Buaya Irian)

Spesies yang sering disebut sebagai Buaya Irian ini dibedakan dengan buaya yang lain berdasrkan ukuran sisiknya yang lebih besar, terutama sisik ventralnya. Sisik belakang kepalanya berjumlah 4-7 buah. Sisik D.C.W (Double Crest Whorl) sejumlah 17-20 pasang, sedangkan Sisik S.C.W (Single Crest Whorl) berjumlah 18-21 buah. Jumlah sisik ventral terdiri atas 23-28 baris dari depan ke belakang. Ukuran maksimum dapat mencapai 3350 mm untuk jantan dan 2650 mm untuk betina (Iskandar, 2000).

Pada waktu akan bertelur, betina akan membuat sarang dan bertelur pada awal musim kemarau, hal ini berlawanan dengan Crocodylus porosus. Telur – telur ini dijaga oleh induk sampai mereka dapat mencari makanan sendiri. Buaya-buaya ini menempati habitat yang sama dengan buaya air tawar di Indonesia Barat dan dijumpai sampai ke pedalaman dengan persebaran meliputi Irian sebelah utara, mulai dari daerah DAS Memberamo, sampai semenanjung selatan Papua Nugini (Iskandar, 2000).

b. Crocodylus porosus (Buaya Muara)

Buaya muara dikenal sebagai buaya terbesar di dunia dan dapat mencapai panjang tujuh meter. Buaya ini dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan sisik belakang kepalanya yang kecil ataupun tidak ada, sisik dorsalnya berlunas pendek berjumlah 16-17 baris dari depan ke belakang biasanya 6-8 baris. Tubuhnya berwarna abu-abu atau hijau tua terutama pada yang dewasa pada sedangkan yang muda berwarna lebih kehijauan dengan bercak hitam, dan pada ekornya terdapat belang hitam dari bercak- bercak berwarna hitam (Iskandar, 2000).

Saat bertelur, betina akan membuat sarang dari sampah tumbuhan, dan dedaunan. Buaya ini bertelur pada awal musim penghujan. Telur – telur ini akan terus dijaga oleh induk sampai menetas dan mereka dapat mencari makanan sendiri (Iskandar, 2000).

Buaya jenis ini menempati habitat muara sungai. Kadang dijumpai di laut lepas. Makanan utamanya adalah ikan walaupun sering menyerang manusia dan babi hutan yang mendekati sungai untuk minum. Persebaran buaya ini hampir di seluruh perairan Indonesia (Iskandar, 2000).

c. Crocodylus siamensis (Buaya Air Tawar)

Dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan sisik post occipital-nya yang berjumlah 2-4 buah. Moncongnya tidak berlunas tetapi terdapat lunas yang jelas di antara kedua matanya.. Panjang moncongnya satu setengah sampai satu tiga perempat kali lebarnya. Umumnya memiliki 3-4 buah sisik belakang kepala. Tubuhnya kecil dan hanya dapat mencapai panjang sekitar satu meter, berwarna hijau tua kecoklatan dan anakan berwarna lebih muda dengan bercak- bercak pada punggung dan ekor. Belang hitam pada ekor umumnya tidak utuh. Buaya Air Tawar betina bertelur pada awal musim penghujan (Iskandar, 2000).

Buaya ini hidup pada pedalaman dengan air yang tawar, sungai atau rawa-rawa. Makanan utamanya adalah ikan. Jenis ini juga dikenal sebagai buaya

d. Tomistoma Schlegelii ( Buaya Senyulong)

Buaya ini dapat dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan moncongnya yang sangat sempit dengan ukuran tubuh yang mencapai 5,6m. Jari kakinya memiliki selaput, dan sisi kakinya berlunas. Matanya memiliki iris yang tegak. Betinanya bertelur pada awal musim penghujan. Telurnya diletakkan dalam tanah dan ditimbun dengan sampah tetumbuhan (Iskandar, 2000).

Habitat yang menjadi favorit buaya ini adalah lubuk-lubuk yang relatif dalam, rawa-rawa, hingga ke pedalaman. Makanan utama adalah ikan, udang dan juga monyet. Persebaran buaya ini meliputi Sumatera, Kalimantan, dan Jawa (Iskandar, 2000).

PENUTUP

Reptilia merupakan hewan berdarah dingin yang dibagi kedalam empat ordo yang masih hidup. Reptilia boleh dapat ditemukan diseluruh dunia dari kawasan padang pasir yang kering, di pusat bandar, hingga beratus meter di dalam laut. Bagaimanapun reptilia tidak terdapat di kawasan kutub dan puncak gunung.

Karena reptilia berdarah dingin, mereka tidak dapat mengontrol suhu badan mereka. Reptilia mempunyai kulit yang bersisik yang terdiri dari selaput bertulang atau bergading, mempunyai kaki yang pendek atau tidak mempunyai kaki langsung. Kebanyakan reptilia bertelur (oviparous), walaupun beberapa adalah (ovoviviparous), menyimpan telur di dalam perut ibu sampai menetap.

Jumat, 03 Juli 2009

mamalia

Mamalia

A. Karakteristik Mamalia

Mamalia (Bahasa Yunani, mamal, “kelenjar susu”) merupakan salah satu anggota vertebrata yang memiliki rambut. Suatu karakteristik penentu seperti bulu terbang pada aves. Sebagian besar mamalia memiliki metabolisme yang aktif dan merupakan hewan endoterm. Sistem peredaran darah yang efisien (termasuk jantung beruang empat) mendukung laju metabolisme yang tinggi. Memiliki suatu lembaran otot yang disebut diafragma membantu mengalirkan udara ke paru. Rambut dan lapisan lemak dibawah kulit juga membantu tubuh mempertahankan panas metabolik dalam tubuh.

Kelenjar mammae yang menghasilkan susu adalah ciri yang membedakan mamalia seperti halnya juga rambut. Karena pada mamalia, biasanya induk memberikan makan anaknya dengan susu, ketika masa awal perkembangannya.

Sebagian besar mamalia dilahirkan dan tidak ditetaskan. Fertilisasi terjadi secara internal, dan embrio berkembang di dalam uterus dari saluran reproduksi betina. Pada mamalia eutheria (berplasenta) dan marsupial, lapisan uterus induk dan membrane ekstra embrionik yang berasal dari embrio bersama-sama membentuk plasenta, tempat nutrient berdifusi masuk ke dalam darah embrio.

Mamalia umumnya memiliki otak yang lebih besar di bandingkan dengan vertebrata yang lain dengan ukuran tubuh yang sama, dan banyak spesiesnya mampu belajar. Mamalia juga memiliki durasi pengasuhan anak yang relatif lama dikarenakan untuk memperpanjang waktu bagi si anak untuk mempelajari kemampuan dan keterampilan penting untuk kelangsungan hidupnya─proses meniru orang tuanya.

Dari segi evolusi diferensiasi geligi merupakan ciri penting lainnya. Sementara geligi reptilia umumnya berbentuk kerucut dan berukuran seragam, geligi mamalia memiliki berbagai ukuran dan bentuk yang diadaptasikan untuk mengunyah berbagai jenis makanan. Rahang juga telah mengalami pemodelan ulang selama evolusi mamalia dari reptilia, dan dua tulang rahang telah digabungkan dengan telinga bagian dalam mamalia.

B. Evolusi Mamalia

Mamalia berkembang dari leluhur reptilia lebih awal dari burung. Leluhur mamalia merupakan salah satu diantara hewan terapsida, yang merupakan bagian dari cabang sinapsida dari filogeni reptilia. Saat zaman Senozoikum datang setelah kepunahan massal di masa kretaseus, mamalia sedang melakukan radiasi adaptif besar-besaran. Keanekaragaman itu diwakili oleh tiga kelompok utama yaitu monotrema (mamalia bertelur), marsupial (mamalia berkantung), dan mamalia eutheria (berplasenta).

1. Monotrema

Monotrema ─ platipus dan echidna (pemakan semut berduri) adalah mamalia bertelur yang masih hidup hingga saat ini. Telur hewan monotrema, memiliki struktur dan perkembangan yang sama dengan telur reptilian. Mengandung cukup kuning telur untuk member makan embrio yang sedang berkembang. Hewan monotrema juga memiliki rambut dan menghasilkan susu. Namun, hewan ini tidak memiliki puting susu, yang digantikan dengan kelenjar khusus yang mensekrsi susu. Setelah menetas, anak yang baru keluar itu menyedot susu dari bulu induknya.

2. Marsupial

Opossum, kanguru, bandicoot, dan koala merupakan contoh mamalia marsupial. Seekor marsupial dilahirkan saat tahap perkembangannya masih sangat awal dan menyelesaikan perkembangan emrioniknya ketika sedang menyusu. Pada sebagian besar spesies, anak yang masih menyusu itu tinggal di dalam sebuah kantung induk yang disebut marsupium.

3. Mamalia Eutheria (Berplasenta)

Mamalia eutheria memiliki masa kehamilan yang lebih lama dibandingkan dengan marsupial. Anak hewan eutheria menyelesaikan perkembangan embrioniknya di dalam uterus, yang dihubungkan ke induknya melalui plasenta. Sebagian besar hubungan evolusioner pada banyak ordo mamalia eutheria, masih belum disepakati oleh para ahli mammalogi. Namun, sebagian besar ahli mammalogi saat ini lebih menyukai suatu silsilah sementara yang mengakui paling tidak empat garis evolusi utama mamalia eutheria (berplasenta).

a. Cabang pertama mamalia eutheria terdiri atas:

1. Ordo Insectivora (shrew,semacam tikus), yang mirip mamalia awal.

2. Ordo Chiroptera (kelelawar); kelelawar yang kaki depannya termodifikasi menjadi sayap, kemungkinan berkembang dari insektivora yang memakan serangga terbang.

b. Cabang ke dua terdiri atas:

1. Ordo Lagomorpha (kelinci dan kerabatnya)

2. Ordo Perissodactyla (ungulata berkaki ganjil, yang meliputi kuda dan badak)

3. Ordo Artiodactyla (ungulata berkaki genap, yang meliputi rusa dan babi)

4. Ordo Sirenia (sapi laut)

5. Ordo Proboscidea (gajah)

6. Ordo Cetacea (lumba-lumba dan paus)

c. Cabang ke tiga terdiri atas:

1. Ordo Carnivora (kucing, anjing dan sigung)

2. Ordo Pinnipedia (anjing laut, singa laut dan beruang laut)

d. Cabang ke empat terdiri atas:

1. Ordo Rodentia (tikus, mencit, bajing, tupai dan berang-berang)

2. Ordo Primata (monyet, kera dan manusia)

C. Sistem Organ Pada Mamalia

1. Sistem Saraf

Sistem saraf pada mamalia, secara general memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi dari kelas lain. Serebrum berukuran lebih besar jika dibandingkan keseluruhan bagian otak. Serebellum juga berukuran lebih besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah, setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior. Otak (Encephalon) terdiri dari beberapa bagian yang hampir sama dengan vertebrata yang lain, seperti prosencephalon, lobus opticus, cerebellum dan medulla oblongata.

2. Sistem Respirasi

Alur-alur hidung mengandung tulang-tulang turbinal yang berkelok-kelok yang memperluas permukaan olfaktori. Laring beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara. Dua paru-paru masing-masing dalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif dalam pernapasan adalah inspirasi yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan elevasi dari tulang-tulang iga (dengan gerakan melengkung keluar).

3. Sistem Sirkulasi

Jantung berbilik empat pada mammalia mempunyai dua atria dan dua ventrikel yang terpisah secara sempurna. Terdapat sirkulasi ganda (sirkuit sistemik dan pulmoner). Pengiriman oksigen ke seluruh tubuh akan semakin meningkat karena tidak ada pencampuran darah yang kaya akan oksigen dengan yang miskin oksigen, jadi lebih sempurna dari reptile. Sebgai hewan endotermik, mammalia memerlukan lebih banyak oksigen per gram bobot tubuhnya dibandingkan dengan vertebratalain dengan ukuran tubuh yang sama.

4. Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan terdiri dari kelenjar pencernaan dan organ pencernaan. Kelenjar pencernaannya terdiri dari 4 pasang kelenjar ludah: paratiroid, infaorbital, submaksilari, dan sublingual. Terdapat kantung empedu dengan saluran empedu dan saluran getah pancreas yang bermuara dalam duodenum. Sekum (caecum) berdinding tipis, panjangnya kira-kira 50 cm, mempunyai appendiks vermiformis (umbai cacing) yang bentuknya seperti jari. Sedangkan organ pencernaannnya terdiri dari mulut, kerongkongan, ventriculus, duodenum, ileum, rectum, dan anus.

5. Sistem Ekskresi

Ginjal berbentuk seperti biji kacang, ruang median ginjal yang disebut pelvis renalis berhubungan dengan kandung kemih melalui ureter. Dari kandung kemih mengeluarkan uretra yang akan mngeluarkan urin melalui saluran urin. Mammalia dominan sudah memiliki saluran yang terpisah, tidak seperti hewan vertebrata lain yang menggunakan kloaka. Mammalia memiliki saluran pembuangan sisa pencernaan melalui anus, urin melalui uretra, dan saluran reproduksi melalui vagina dan penis.

6. Sistem Reproduksi

Hewan mammalia melakukan fertilisasi internal, perkembangan embrio terjadi di dalam uterus, dengan lama masa kandungan yang bervariasi tergantung pada jenis hewannya, seperti pada kelinci masa kehamilannya sekitar 30 hari. Berdasarkan cara reproduksi dan perkembangan fetusnya, beberapa mammalian memiliki tingkatan-tingkatan dari yang rendah sampai yang tinggi. Pada mammalian rendah, seperti Ordo Monotremata (platypus) dan Ordo Marsupialia (opossum dan kangguru), platypus masih bertelur dan mengerami telurnya. Sedangkan pada kangguru yang telurnya sangat kecil itu berkembang dalam uterus selama beberapa hari, larva yang kemudian menetas segera keluar dari uterus dan masuk dalam kantong perut (marsupium) dan menghisap air susu dari putting-putting induknya. Pada mamalia yang lebih tinggi tingkatannya, zygot yang berkembang menjadi embrio dan kemudian tumbuh menjadi fetus tinggal dalam uterus untuk waktu yang lebih lama. Sistem sirkulasi dan nutrisinya dihubungkan melalui plasenta yang mengangkut nutrisi dari tubuh induknya.

D. Pembagian Kelas Mamalia

1. Subkelas Prototheria

Subkelas ini merupakan mamalia petelur yang dominan terdapat di Australia. Dari subkelas ini hanya terdapat beberapa ordo yaitu ordo Monotremata.

Ordo Monotremata: mempunyai tulang korakoid dan prekoraoid, tidak punya daun telinga, gigi hanya pada hewan muda, memiliki kloaka, penis hanya untuk jalan sperma, dan oviduk bermuara di kloaka. Hewan betina bertelur, tapi menyusui, yang jantan memiliki taji, makanannya vertebrata air dan suhu tubuh masih dipengaruhi keadaan lingkungan. Ordo Monotremata memiliki 2 famili, yaitu:

a. Famili Tachyglossidae, memiliki ciri-ciri: beradaptasi untuk kehidupan di bawah tanah, membuat lubang dan mencari makan berupa serangga. Matanya kecil, telinganya tereduksi, dan moncongnya panjang, kaki kuat, bercakar lebar. Contoh: Zaglossus brujnii

b. Famili Ornithorynchydae, meiliki ciri-ciri yaitu terdapat di sekitar perairan/danau Australia. Mulut seperti paruh bebek, panjang biasa mencapai panjang 65 mm dan lebar 50 mm, lubang hidung terdapat di permukaan atas dari paruh, hewan ini disebut juga cocor bebek. Contoh: Platypus (Ornithorhynchus anatinus)

2. Subkelas Allotheria (telah punah)

3. Subkelas Theria

Subkelas ini memiliki dua ordo yaitu:

a. Ordo Pantotheria (telah punah)

b. Ordo Marsupialia

Ordo ini didominasi oleh mamalia berkantung. Hewan muda menyelesaikannya dalam marsupium (kantung pada tubuh betina). Ciri khasnya mempunyai sepasang tulang kantung yang berpaut pada panggul. Uterus dan vaginanya masing-masing berjumlah dua buah. Tidak memiliki plasenta, di dalam uterus, telur yang dibuahi berkembang, lalu masuk ke dalam marsupium, tumbuh menjadi fetus dan menempel pada puting susu dengan mulutnya. Ordo ini memiliki 3 famili, yaitu:

· Famili Didelphidae yang memiliki ciri-ciri diantaranya: Marsupialia primitive yang hidup di Amerika Utara dan Selatan, mempunyai 5 jari dari setiap kakinya, berekor panjang, tidak berambut, dan dapat dipakai sebagai alat berpegang. Contoh: Didelphis marsuapilia

· Famili Phalangeridae, memiliki cirri-ciri yaitu; mempunyai 5 jari pada tiap kakinya, kaki dapat dipakai untuk berpegangan, ekornya dapat dipakai sebagai alat pemegang. Contoh: Strigocuscus sp. (Kuskus)

· Famili Macropodidae

Hidup terbatas di Australia, kakinya bermodifikasi untuk melompat, kaki muka berjari 5 kaki belakang dengan hallux yang tereduksi atau tidak ada sama sekali, ekor panjang dan dapat dipakai sebagai alat keseimbangan, memiliki kantung besar. Contoh; Kangguru (Dendrolagus sp.)

4. Intra kelas Eutharia

Merupakan mamalia berplasenta, pertumbuhan dan perkembangan fetus di dalam uterus, plasenta melekat pada uterus dan vagina hanya satu. Dari literature lain ada yang mengatakan bahwa Eutheria merupakan ordo. Spesialisasi Eutharia terdiri dari beberapa ordo, yaitu:

a. Ordo Insektivora (Pemakan Serangga)

Hewan yang tergolong ordo ini memiliki ukuran badan yang kecil, moncongnya runcing, hidupnya subteranian (di bawah atau di dalam lubang), ada juga yang hidup di pohon dan aktif di malam hari. Daun telinganya pendek, hewan ini tersebarluas, kecuali di Australia dan sebagian besar Amerika Selatan. Ordo ini memiliki 3 famili yaitu:

o Famili Erinaceidae; rambut-rambut dipunggung banyak bermodifikasi menjadi duri, bersifat nocturnal, makanannya insect, hewan yang hidup di Eropa mengalami hibernasi. Contoh: Hedgehog (Erinaceus europaeus)

o Famili Soricidae (celurut); giginya bervariasi dan dapat tanggal yang diganti oleh gigi yang lain, mata kecil dengan moncong yang panjang, aktif hampir 24 jam. Contoh: Crocidura suaveolens

o Famili Talpidae (tikus mondok, males); hidupnya di lubang-lubang bawah tanah, kepalanya agak menggepeng, mata dan telinga tereduksi. Kaki muka bercakar dengan otot kaki dnan bahu membesar, kaki belakang memendek, tubuh berambut tebal dan lemas serta moncongnya panjang. Contoh: Talpa europaca

b. Ordo Dermoptera

Ordo ini hanya memiliki satu family, yaitu Cynocephylidae (flaying lemur)

Golongan hewan ini mempunyai pelebaran yang terbentuk mulai dari sisi lehernya diantara anggota badan dan sisi ekor yang disebut paratagium, sehingga binatang ini dapat terbang atau melayang dari satu pohon ke pohon yang lain dan dapat mencapai jarak 50 m, untuk mencapai tempat yang tinggi hewan ini harus memanjat. Aktif di malam hari, gigi sudah beradaptasi dengan daun-daunan atau buah-buahan. Terdapat di sebagian besar Asia Tenggara terutama di Indonesia, Filifina, dan Malaysia. Contoh: Cynocephalus variegates

c. Ordo Chiroptera

Golongan mamalia yang dapat terbang, kaki dan tangan bermodifikasi menjadi sayap, kaki belakang relative kecil yang hanya dipakai untuk berpegangan ketika istirahat, tersebar luas kecuali di daerah Arctic dan Antartika. Ordo ini terbagi menjadi 2 subordo:

Ø Subordo Megachiroptera (kalong)

Famili Pteropodidae; relative besar, pemakan buah-buahan, matanya besar, aktif pada malam hari. Contoh: Pteropus vampyrus

Ø Subordo Microchiroptera (kelelawar)

Famili-familinya, yaitu:

o Famili Nycteridae; bagian hidung terbuka dan berongga, daun telinga lebar, berekor panjang, setengah dari panjang total tubuh. Contoh: Nycteris javanica

o Famili Megadermidae; gigi banyak tereduksi, pelebaran kulit hidung berkembang baik, hidup dalam gua-gua dan lubang-lubang. Contoh: Megaderma spasmo

o Famili Rhinolophidae; Famili ini terbagi menjadi 2 subfamili, yaitu Rhinilophinae dan Hipposidarinae

o Famili Vespertillonidae; dominan ditemukan di Jawa, moncong dan bibirnya sederhana. Contoh: Pipisterellus javanicus

o Famili Mollosidae; bagian apex dari daun telinga membulat, biasa hidup berkoloni dandapat bermigrasi. Contoh: Tadarida plicata

d. Ordo Primata

Hampir semua jenis primate adalah omnivora dan aboreal dan hanya sedikit yang terrestrial dan insektivora. Anggota badannnya mudah digerakkan, berjalan dengan merapatkan seluruh telapak kakinya. Jari-jari tangan dan kaki berjumlah 5 buah dan diakhiri dengan kuku dan ibu jarinya dapat digerakkan ke belakang. Otak dan mata berkembang baik, penyebaran ordo ini terutama di daerah tropis. Memiliki 2 subordo, yaitu:

Ø Subordo Prosimii

Golongan ini merupakan primate yang primitive, ditandai dengan muka yang berbentuk lonjong dan pasangan gigi seri yang pertama renggang ditengah (diastema), terdiri dari 4 famili:

o Famili Tupaiidae; golongan primate yang primitive dahulu sempat digolongkan ke dalam ordo insektivora, tetapi tempurung otaknya lebih besar dari hewan insektivora. Contoh: Tupaia javanica

o Famili Lemuridae; golongan primate yang juga masih primitive, hidup aboreal dan ada beberapa yang terrestrial, berbentuk seperti bajing, semua jarinya berkuku, ekornya panjang dan berambut, kebanyakan terdapat di Madagaskar. Contoh: Macrocebus smithii

o Famili Lorisidae; kepalanya bulat, mata besar, rambutnya halus dan telinga bulat. Ekor bervariasi dari panjang, pendek sampai tak berekor. Tipe kaki khusus untuk bergerak di pohon, kaki muka dan belakang samapanjang. Contoh; Nyctebus coucang (kukang).

o Famili Tarsiidae: hewan peralihan dari ordo Prosimii ke ordo Anthropoidea, kepa bulat dengan moncong rata, badannya pendek dan kaki panjang, bentuk kaki beradaptasi untuk di darat dan di atas pohon. Tersebar di Pulau Sumatera sampai Filifina. Contoh; Tarsius spectrum (binatang hantu).

Ø Subordo Anthropoidea

Hewan dalam ordo ini memiliki jari-jari pada anggota badannya berkuku sebagai pengganti cakar. Subordo ini terbagi menjadi 3 super family, yaitu:

Ñ Ceboidea; yang termasuk dalam glongan ini adalah monyet-monyet dari Amerika Selatan, terdiri dari 2 famili: Cebidae dan Calltrichidae. Ciri-cirinya terdapat sekat hidung yang lebar, tidak terdapat bagian yang menulang pada telinga luarnya. Contoh: Ateles paniscus (black spider monkeys)

Ñ Cercopithecoidea; memiliki sekat hidung yang sempit, ekor tidak dapat dipakai sebagai pemegang, ibu jari dapat berputar ke belakang. Terdiri dari family Cercopithecidae yang terdiri dari 2 sub family, yaitu; Sub family Colobinae, contohnya: Prebystis aygula (Surili-Jabar) dan Sub family Cercopithecinae, contohnya: Macaca fascicularis (monyet jawa).

Ñ Hominoidea; memiliki rongga otak yang besar, bagian kepala naik sehingga dahinya jelas. Terdiri dari 3 famili, yaitu:

v Famili Hylobatidae; jenis kera tak berekor, lengannya panjang khusus untuk gerak mengayun, rambutnya sangat halus, penyebaran di Asia Tenggara. Contoh: Hylobates moloch (Owa Jawa).

v Famili Pongidae; menyerupai manusia dengan tulang rahang yang menonjol, tingginya dapat mencapai 175 cm, berjalan dengan 2 kaki, muka dan telinga bulat, tangan lebih panjang dari kakinya. Contoh: Pongo pygmaeus (orang utan Sumatera dan Kalimantan).

v Famili Hominidae; yaitu manusia, Homo sapiens

e. Ordo Pholidota

Memiliki kepala kecil dan memanjang, lidah panjang dan dapat dijulurkan, tidak bergigi, badan ditutupi sisik-sisik zat tanduk yang tersusun sebagai genting. Kakinya berjari 5, kaki depan bercakar panjang dan berfungsi untuk mengggali lubang. Memiliki satu family yaitu Manidae yang memiliki cirri spesifik: badannya seperti reptile, badannya ditutupi oleh sisik-sisik zat tanduk, kecuali pada perutnya. Contoh: Manis javanica (Trenggiling)

f. Ordo Lagomorpha

Hewan ini umumnya memiliki kaki muka yang lebih panjang dari kaki belakang, berjari 5 dan bercakar, gigi seri dapat tumbuh terus. Ekornya sangat tereduksi/tidak ada sama sekali, gerakan hanya lateral, makanannya adalah tumbuhan. Tersebar di Pulau-pulau besar dan benua Australia dan Selandia Baru. Hanya memiliki satu family yaitu Leporidae yang memiliki cirri khas yaitu kaki belakang lbih panjang, telinga panjang dan ekornya pendek, dan bersifat nocturnal. Contoh: Oryctologus cuniculus (Kelinci).

g. Ordo Rodentia

Tubuhnya berukuran kecil; mempunyai gigi seri sepasang yang khas berbentuk pahat, besar, kuat, dapat tumbuh terus; makanannya tumbuh-tumbuhan; kaki dengan 5 jari dan bercakar; tidak memiliki taring; dan hidup pada berbagai macam habitat. Ordo ini terbagi menjadi 4 famili:

o Famili Sciuridae; mata besar, telinga bervariasi, ekor biasanya pendek dan berambut, bersifat diurnal dan herbivors. Contoh: Collosciurus rotates (bajing)

o Dwarf GymnureFamili Muridae; ibu jari kaki belakang rudimenter, ekornya panjang tak berambut dan tak bersisik. Contoh: Tikus rumah (Rattus ratus)

o Famili Hystricidae;berkaki pendek, pentadactylus, badan ditutupi oleh duri-duri, berekor pendek, bersifat nocturnal. Contoh: Hystrix javanica

o Famili Caviidae; hewan ini berasal dari Amerika, contoh: Cavia percellus (marmot)

h. Ordo Cetacea

Merupakan mamalia akuatik, habitatnya di samudra dan di sungai besar. Badannya menyerupai cerutu, jenis ikan sejati, beradaptasi dengan air sehingga bagian muka termodifikasi menjadi sirip. Kaki belakang tulang diganti dengan sirip ekor horizontal, banyak jenis-jenisnya yang mempunyai sirip punggung yang berguna untuk keseimbangan, sungutnya memanjang dan bergigo sederhana atau tidak ada sama sekali. Tidak memiliki leher dan daun telinga, kulitnya tebal, dan tidak berambut, lubang hidung terdapat didekat dahi, bernafas dengan paru-paru. Tubuh seperti kumparan, tidak memiliki kelenjar kulit, ekor panjang dan berakhir sebagai daun daging. Terbagi dalam 2 sub-ordo yaitu:

Ø Odonticeti; bergigi dan mempunyai lubang hidung tunggal, memiliki satu family, yaitu Delphinidae. Golongan ini memiliki moncong panjang dan bergigi, bersirip horizontal, sirip 2 seperti bulan sabit. Contoh: Delphinus delphis (Lumba-lumba)

Ø Mysticeti; tidak mempnyai gigi, sebagai pengganti rahang atas, maka mempunyai lapisan yang menanduk. Terdapat satu family; Famili Balanidae dimana punggungnya berwarna biru kehitaman, moncongnya lebar, hidup berkoloni di semua samudera. Contoh: Balaenoptera masculus

i. Ordo Carnivora

Merupakan hewan pemakan daging yang hidup terrestrial, kakinya berjari 5, kadang-kadang 4 dan bercakar. Taringnya kuat dan tajam, gerahamnya runcing, hewan ini beradaptasi radial, di seluruh dunia kecuali pulau-pulau tertentu yang terletak di tengah samudera. Ordo Carnivora memiliki beberapa famili yang akrab dengan kehidupan manusia, yaitu:

· Famili Canidae; ekornya pendek dan berambut, mulut runcing, kaki bulat dan panjang, dll. Contoh: Canis familiaris (anjing).

· Famili Ursidae; omnivore, berekor pendek, kebanyakan dapat memanjat pohon, dll. Contoh: Helarctos malayanus (Beruang Madu).

· Famili Mustelida; kaki berjari 5 dan bercakar yang tak dapat ditarik, berkelenjar kesturi. Contoh: Aonyx cinerea (Anjing Air).

· Famili Viverridae; berbulu panjang, berekor panjang, kaki pendek, bercakar, dll. Contoh: Paradoxurus hermaproditus (Musang).

· Familili Hyaenida; gigi besar untuk mengunyah, leher sempurna, kaki depan lebih panjang dari kaki belakang,dll. Contoh: Hyaena hyaena (Sebangsa anjing).

· Famili Felidae; bentuk gigi untuk mengunyah dan mengoyak, kepala agak bulat dan moncongnya pendek, terdapat bercak-bercak yang berkulit kasar, dll. Contoh: Felis domestica (Kucing peliharaan), Panthera tigris (Harimau).

j. Ordo Pinnipedia

Golongan mamalia akuatik yang karnivora, kaki bermodifikasi membentuk dayung, bentuk badan seperti torpedo, leher tereduksi. Ekornya sangat panjang, badan biasanya ditumbuhi rambut, penyebarannya cukup luas. Ordo ini memiliki 3 famili:

o Famili Ostariidae, contoh: Zalopus sp. (Anjing Laut)

o Famili Odobenidae, contoh: Odobenus sp.

o Famili Phocidae, contoh: Monchus sp.

k. Ordo Proboscidae (Gajah-gajahan)

Ordo ini memiliki 3 gigi seri bagian atas yang tunggal, jika tumbuh terus disebut gading yang berfungsi untuk senjata dan menggali akar serta umbi-umbian. Di setiap belahan rahang memiliki 2 geraham yang besar dengan puncak berlipat-lipat. Belalai (proboscis) merupakan perkembangan dari hidung dan bibir sebelah atas. Kaki berbentuk seperti pilar, herbivore, hidup berkelompok (10-100), beratbadan sekitar 300-350 kg dan hidup mencapai 50 tahun. Dari ordo ini hanya diwakili oleh satu family, yaitu family Elephantidae. Contoh: Elepas maximus (Gajah yang terdapat di India dan Indonesia).

l. Ordo Sirenia

Kelompok hewan ini memiliki tengkorak dan gigi yang hampir sama dengan gajah dan bersifat herbivore. Kelenjar susu terdapat di ketiak dan memiliki diastema. Ekornya pipih horizontal dan sudah memiliki daun telinga, rambut yang menutupi badannya sangat sedikit dan tersebar. Sirenia hidup akuatik, sebab itu kaki bagian depan berubah menjadi alat pendayung dan kaki belakang rudimenter atau hilang sama sekali. Moncong tumpul, mulut kecil dan bibir lebar. Hewan ini tersebar di pantai-pantai, teluk-teluk, muara, dan sungai besar di daerah tropis. Hanya terdiri dari satu family, yaitu Dugongidae. Contoh: Trichechus sp.

m. Ordo Perissodactyla

Nama ordo ini berasal dari kata Perisso = ganjil, dactylus = jari, sehingga hewan ini memiliki telapak dengan jari-jari berjumlah ganjil. Berjalan dengan ujung jari (unguligrade), bersifat herbivore, tidak memiliki kantung empedu, kepala umunya bertanduk, kulit berambut jarang dan tebal, penyebarannnya terdapat di Amerika Selatan dan Tengah, Afrika dan Asia Selatan. Terdiri dari 3 famili; Eqidae, contoh: Equus cabalus (Kuda). Famili Tapiridae, contoh: Tapirus sp. (Tapir). Famili Rhinocerotidae, contoh: Rhinoceros unicornis

n. Ordo Artiodactyla

Merupakan golongan mamalia bertelapak genap, kaki panjang yang beradaptasi untuk pergerakan yang cepat, jari kaki unguligrade, jari no.3 dan 4 selalu berkembang sama panjang, jari kaki pinggir telah tereduksi, mempunyai perut yang besar dan kompleks dengan 2 atau 4 ruangan, mempunyai sepasang tanduk. Tersebar luas kecuali di Australia dan Selandia Baru, namun sekarang mulai diintroduksikan. Memiliki 1 subordo yaitu Suiformis yang terbagi lagi dalam 2 famili: Suidae, contoh; Sus barbatus (babi liar), Hippotamidae, contoh: Hippopotamus amphibious (kuda nil).

o. Ordo Pecora

Dalam literature lain, pecora merupakan intra ordo. Pecora atau yang dikenal dengan ruminantia, dominan tidak memiliki taring atas, jari kaki sebelah luar bentuknya kecil, kadang-kadang ada sisa cakar. Perut besar ada 4 ruangan dan kompleks, kebnanyakan bertanduk, terutama pada jantannya. Memiliki 4 famili:

o Famili Cervidae; mempunyai taring atas, mempunyai tanduk, kadang tunggal. Contoh: Muntiacus muntjak (kijang)

o Famili Girafidae; badan besar dan tinggi, tanduk kadang-kadang ada, kulit bercak-bercak bulat dan garis, makan daun-daunan. Contoh: Giraffa amelopordals (jerapah)

o Famili Antilocapridae; jari kaki yang ke 2dan ke 5 tidak terlihat, yang betina lebih kecil dari yang jantan, kuping panjang dan ekor pendek, berambut kasar. Contoh: Antilocarpa Americana

o Famili Bovidae; kebanyakan memiliki sepasang tanduk, jari kaki ke 2 dan 5 tereduksi. Contoh: Bus bubalus (kerbau) dan Anoa depresicornis (anoa)

MAMMALIA
Anggota kelas mamalia disebut juga hewan menyusui.mereka merupakan hewan berambut dan menyusui anaknya pada masa tertentu.ciri-ciri umumnya adalah:
1.Mempunyai kelenjar susu
2.Tubuhberanbut
3.sistem peredaran darah terdiri dari jantung dan penbuluh-pembuluh darah
4mempunyai Anus
5.mempunyai daun telinga
6.pada kulit banyak terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minya
Mamalia di kelompokanke dalam banyak Ordo diantaranya sbb:
a.Ordo monotremata,merupakan mamalia berparuh dan bertelur,
Contohnya:platypus(Ornitorhyncus anatinus)
b.Ordo marsupilia,merupakan mamalia berkantung
Contohnya:kangguru(macropus giganteus)
c.Ordo intsectivora,merupakan mamalia pemakan serangga
Contohnya:landak(hyctrir javanica)
d.Ordo dermoptera,merupakan mamalia bersayap kulit dengan sayap mirip pada kelelewar.Contohnya:Galeopithecus
e.Ordo chiroptera,merupakan mamalia bersayap tangan dengan selaput di antara ruas jari sampai ke belakang hangga tungkai depan bagian belakang,Contohnya:kelelawar codot
f.Ordo primate,merupakan mamalia yang memiliki anggota gerak yang panjang
Contohnya:gorilla(Gorilla-gorilla)
g.Ordo pholidota,merupakan mamalia berbisik dan tidak bergigi
Contohnya:tregiling(manis javanica)
h.Ordo rodentia,merupakan mamalia pengerat
Contohnya:tikus mencit(mus nigricollis)
i.Ordo lagomorpha,merupakan mamalia yang mirip dengan ordo rodentia tetapi memiliki empat gigi seri.atau lebih
Contohnya:kelinci(lepuhnigri collis)
j.Ordo carnivore,merupakan mamalia pemakan daging
Contohnya:Anjing(canis familiaris)
k.Ordo sirenia,biasa disebut sebagai sapi laut
Contohnya:dugong Australia(halicore dugong)

www.mamalia_drupal.html

www.arkive.org

[url=http://www.myniceprofile.com/picture-comments-8774.html][img]http://i.myniceprofile.com/87/8774.gif[/img][/url]